TEMPO.CO, Jakarta - Center of Economic and Law Studies (Celios) menyoroti penurunan dana pihak ketiga (DPK) masyarakat untuk tabungan dan deposito yang dipengaruhi oleh pelemahan daya beli. “Indeks Menabung Konsumen (IMK) sangat wajar turun, karena pendapatan masyarakat tidak ada lagi untuk disisihkan ke tabungan,” kata Direktur Eksekutif Celios Nailul Huda saat dihubungi Selasa, 3 Juni 2025.
Nailul mengatakan pendapatan masyarakat habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama menjelang momentum Lebaran. Hal itu, kata Nailul, juga mendongkrak tren pinjaman alternatif seperti paylater dan pinjaman daring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nailul pesimistis ada perbaikan pada IHK selama daya beli belum membaik. Ia pun menyatakan belum melihat ada tanda-tanda perbaikan. Hal itu tergambar dari deflasi yang dialami pada Mei 2025. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi deflasi pada Mei 2025 sebesar 0,37 persen secara bulanan atau month to month (mtm).
Nailul juga memprediksikan tren deflasi akan terjadi pada Agustus atau September. “Jika itu terjadi, maka IMK akan semakin melemah.”
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dalam Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP), mengumumkan IMK pada Mei 2025 berada di level 79. Angka tersebut turun 4,4 poin dari bulan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan penurunan komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 1,7 poin pada periode yang sama ke level 92,9.
Indeks Intensitas Menabung (IIM) juga turun 7,1 poin ke level 65,1 “Perkembangan ini mengindikasikan rencana dan intensitas menabung yang cenderung melemah,” kata Direktur Group Riset LPS Seto Wardono dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin, 2 Juni 2025, seperti dikutip dari Antara.
Seto menjelaskan salah satu kemungkinan pemicu penurunan indeks menabung itu karena banyak pengeluaran rumah tangga pada periode waktu itu ditujukan untuk membiayai pendidikan, yakni di masa penerimaan siswa baru dan menjelang dimulainya tahun ajaran baru.
Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, LPS juga mencatat, banyak responden menyatakan bahwa biaya pendidikan yang meningkat menyebabkan naiknya pengeluaran rumah tangga.