Blake Lively Tuding Justin Baldoni Salahgunakan Hukum untuk Bungkam Korban Pelecehan Seksual

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan hukum antara aktris Blake Lively dan sutradara sekaligus produser Justin Baldoni kian panas. Terbaru, tim hukum Lively menuduh Baldoni berupaya membungkam korban kekerasan seksual lewat gugatan hukum senilai 400 juta dolar AS. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pernyataan resmi pada Jumat, 4 April 2025, kuasa hukum Lively, Mike Gottlieb dan Esra Hudson, menyebut bahwa Justin Baldoni dan timnya begitu terobsesi menghancurkan Blake Lively hingga bersedia merusak hukum yang dirancang untuk melindungi semua korban, hanya demi memastikan mereka dapat menghancurkan satu orang.

“Baldoni, Steve Sarowitz (pendiri Wayfarer Studios) dan kelompok Wayfarer kini berargumen bahwa tidak seorang pun seharusnya dilindungi oleh hak istimewa korban pelecehan seksual,” demikian bunyi pernyataan dari pihak Lively, sebagaimana dikutip dari TMZ.

Lebih lanjut, mereka menyebut Justin Baldoni, yang selama ini dikenal sebagai pembela suara korban, justru memanfaatkan sistem hukum untuk mengintimidasi dan menghancurkan Lively. Pernyataan tersebut berbunyi, “Justin Baldoni, laki-laki yang membangun citranya sebagai pembela korban, percaya bahwa hak Amandemen Pertama para korban pelecehan seksual untuk berbicara seharusnya dikalahkan oleh hak pelaku untuk menggugat korban mereka ‘hingga hancur’”

Gugatan Balasan dan Tuduhan Manipulasi

Konflik bermula dari tuduhan Lively terhadap Baldoni pada Desember 2024. Dalam dokumen pengadilan, pemeran Gossip Girl itu menuding Baldoni melakukan pelecehan seksual, menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat, serta menyebabkan tekanan emosional berat saat keduanya bekerja sama dalam film It Ends with Us

Tak lama berselang, perusahaan Wayfarer Studios—yang turut didirikan Baldoni—menggugat Lively, suaminya Ryan Reynolds, serta tim publikasinya, Leslie Sloane. Gugatan itu menuntut ganti rugi sebesar 400 juta juta dolar, dengan tuduhan pemerasan sipil, pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, dan klaim lainnya.

Menanggapi gugatan tersebut, tim Lively mengajukan permohonan pembatalan pada akhir Maret 2025. Mereka menyebut klaim Baldoni merupakan penyalahgunaan sistem hukum. Permohonan itu merujuk pada Kode Sipil California Pasal 47.1, yang melindungi korban dari gugatan balik setelah membuka kasus pelecehan seksual ke publik.

Namun, dilansir dari US Weekly, kuasa hukum Baldoni, Bryan Freedman, membalas pada 3 April lalu dengan membela kliennya. Ia menuding Lively melakukan upaya terencana untuk memeras dan memanipulasi Baldoni dan tim Wayfarer agar menyerahkan kendali penuh atas proyek film, serta mencemarkan nama mereka saat upayanya gagal.

“Lively dan lingkaran elit Hollywood-nya tidak bisa mencegah klien saya menggunakan hak konstitusional untuk mengajukan gugatan ke pengadilan demi membersihkan nama mereka dari tuduhan palsu dan merugikan itu,” kata Freedman dalam pernyataannya. Ia menilai upaya hukum Blake Lively sebagai langkah berbahaya yang bisa menciptakan preseden buruk—menutup akses pengadilan bagi pihak yang ingin membersihkan nama mereka dari tuduhan palsu. 

Freedman juga menegaskan bahwa hak konstitusional untuk mencari keadilan tak hanya berlaku bagi kliennya, tapi juga bagi siapa pun di masa depan yang menghadapi tuduhan serupa. “Kami akan terus melawan upaya terang-terangan ini untuk menghalangi akses terhadap sistem peradilan dan melemahkan konstitusi demi mereka yang berada di posisi kuasa,” ungkapnya.

US WEEKLY | TMZ

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |