Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menginginkan persoalan buang air besar sembarangan (BABS) di ibu kota RI itu tuntas.
Ia menyebut Pemprov mendukung penuh tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dari berbagai perusahaan untuk membangun septic tank di Jakarta.
"Pemerintah DKI Jakarta memberikan support dan dukungan sepenuhnya dan mudah-mudahan dengan cara yang seperti ini akan menyelesaikan persoalan BAB sembarangan yang ada di berbagai tempat," kata Pramono saat groundbreaking Septic Tank Komunal Terintegrasi Teknologi Tepat Guna Biogas & Septic Tank Skala Rumah Tangga di Rusunami Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin (28/7).
Ia mengatakan persoalan BABS menjadi perhatian Pemprov untuk diselesaikan. Pramono meminta para wali kota dan bupati melaporkan jika masih ada kasus BABS di wilayahnya.
"Mudah-mudahan bisa merubah perilaku yang ada di masyarakat untuk tidak lagi buang air besar sembarangan dan lebih tertib, menunjukkan bahwa Jakarta secara perlahan-lahan kita benahi dan akan membuat kehidupan masyarakat menjadi sehat, bersih," ujar Pramono.
Di tempat yang sama, Wali Kota Jakarta Timur Munjirin mengatakan total akan ada 10 septic tank yang dibangun di Jakarta Timur.
10 septic tank itu di Rusunami Bidara Cina, Rawa Bunga, Rambutan, Pekayon, Pinang Ranti, Cipinang Melayu, Penggilangan, Kayu Manis, Cipinang dan Klender.
Munjirin menjelaskan pembangunan menggunakan CSR, swadaya masyarakat dan anggaran pemerintah.
"Jadi ada 10 titik dan totalnya itu, dari 10 titik itu bisa mengentaskan 921 KK, jiwanya itu 2.936 jiwa," kata Munjirin.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat masih ada praktik buang air sembarangan (BABS) di sembilan kelurahan di Jakarta.
Wakil Kepala Dinkes DKI Dwi Octavia menjelaskan sembilan kelurahan itu yakni empat kelurahan di Jakarta Utara, dua kelurahan di Jakarta Barat, satu kelurahan di Jakarta Selatan dan dua kelurahan di Jakarta Timur.
"Jadi di Jakarta Utara masih ada 4 lokasi, Jakarta Barat masih ada 2 lokasi, Jakarta Selatan ada 1 lokasi, Jakarta Timur ada 2 lokasi. Jadi total masih ada sekitar 850 kepala keluarga yang memang masih buang air besar sembarangan," kata Dwi di Jakarta Timur, Senin.
Ia menjelaskan lokasi buang air sembarangan banyak ditemukan di daerah padat penduduk.
Dwi mengatakan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berusaha mencari solusi permasalahan tersebut.
Ia menjelaskan salah satu prioritas penyelesaian adalah dengan membangun septic tank komunal atau Mandi Cuci Kakus (MCK) komunal jika ada lahan tersedia.
"Jika tidak ada lahan yang cukup luas bisa digunakan, tapi memungkinkan untuk dilakukan pemasangan septic tank di rumah tangga, berarti itu intervensi yang dilakukan. Kemudian berusaha untuk kita bisa bersama-sama warga membangun komitmen," ujarnya.
Dwi mengatakan Pemprov berharap tercapai status sanitasi aman di daerah yang masih ada BABS.
"Sanitasi aman itu berarti sudah dibuang ke septic tank dan dilakukan penyedotan rutin septic tank-nya. Di bawahnya sanitasi aman itu ada sanitasi layak. Sanitasi layak itu sudah berakhir di septic tank, tapi memang belum dilakukan penyedotan secara rutin," katanya.
(yoa/kid)