Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Suplemen

2 days ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Suplemen vitamin sering dikonsumsi untuk menunjang daya tahan tubuh, terutama di tengah gaya hidup padat dan kurang istirahat. Namun mengonsumsi suplemen dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.

Sama seperti obat, suplemen memiliki dosis yang dianjurkan. Jika dikonsumsi melebihi batas tersebut, tubuh bisa mengalami kondisi yang disebut hipervitaminosis atau kelebihan vitamin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suplemen vitamin yang beredar di pasaran umumnya aman dikonsumsi sesuai dengan aturan pakai. Namun banyak orang mengonsumsi lebih dari satu jenis vitamin atau melebihi dosis harian karena ingin cepat sembuh atau meningkatkan energi. Padahal tindakan ini berpotensi menyebabkan keracunan vitamin dan berbagai gangguan kesehatan.

Vitamin yang larut dalam lemak, termasuk vitamin A, D, E, dan K, lebih berisiko menyebabkan penumpukan dalam tubuh karena tidak mudah dikeluarkan melalui urine. Sementara vitamin larut air, seperti vitamin B dan C, cenderung dibuang melalui urine, namun tetap bisa menyebabkan gangguan jika dikonsumsi dalam jumlah besar secara terus-menerus. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah hipervitaminosis, yakni penumpukan vitamin dalam tubuh hingga menyebabkan efek toksik.

Gejala Terlalu Banyak Konsumsi Suplemen

Gejala overdosis suplemen sangat bervariasi tergantung dari jenis vitamin yang dikonsumsi secara berlebihan.

  • Vitamin A

Dilansir dari Science Direct, overdosis dapat melebihi kapasitas hati untuk menyimpan dan mengurai vitamin A. Akibatnya dapat terjadi keracunan, rambut rontok, sakit kepala, muntah, penglihatan kabur, pengeroposan tulang, hingga kerusakan hati. Dalam kasus kronis, gejalanya bisa meliputi perubahan penglihatan, kulit mengelupas, dan gangguan sistem saraf.

  • Vitamin B

Meskipun larut air dan biasanya dibuang lewat urine, konsumsi vitamin B dalam dosis besar tetap berbahaya. Vitamin B6 berlebihan, misalnya, bisa menyebabkan kerusakan saraf, ataksia atau gangguan koordinasi, hingga gangguan kulit.

  • Vitamin C

Terlalu banyak vitamin C bisa menyebabkan mual, muntah, diare, heartburn, dan insomnia. Meskipun vitamin ini larut air, tubuh tetap memiliki batas toleransi yang bisa terlampaui bila dikonsumsi secara berlebihan.

  • Vitamin D

Overdosis vitamin D adalah yang paling sering terjadi. Gejalanya meliputi kelelahan, dehidrasi, sembelit, dan hiperkalsemia atau kondisi kelebihan kalsium dalam darah yang bisa merusak ginjal dan pembuluh darah.

  • Vitamin E

Dalam jumlah besar, vitamin E bisa menyebabkan perdarahan, terutama bila dikonsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah. Studi juga menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik.

  • Vitamin K3 (menadione)

Merupakan bentuk sintetis dari vitamin K dan berpotensi menyebabkan keracunan dengan gejala seperti penyakit kuning dan kelelahan.

Cara Mencegah Terlalu Banyak Konsumsi Suplemen

Pencegahan utama adalah memahami bahwa suplemen bukan pengganti makanan, melainkan pelengkap untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tertentu. Karena itu, mengonsumsi suplemen sebaiknya dilakukan berdasarkan kebutuhan dan atas saran dokter.

Dikutip dari laman Direktorat Riset dan Inovasi Institut Pertanian Bogor, konsumsi suplemen berbeda-beda pada tiap orang, tergantung kebutuhannya. Suplemen hanya dibutuhkan dalam kondisi tertentu, seperti pada ibu hamil, anak yang sulit makan, atau pasien yang mengalami gangguan penyerapan gizi.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

  • Konsultasi ke dokter sebelum memulai suplemen apa pun.
  • Baca label kemasan dan ikuti petunjuk dosis secara tepat.
  • Hindari menggabungkan beberapa suplemen tanpa panduan medis.
  • Jauhkan suplemen dari jangkauan anak-anak untuk mencegah konsumsi tidak sengaja.

Selain itu, pencegahan dapat dilakukan juga dengan tetap memenuhi kebutuhan vitamin tanpa mengandalkan suplemen. Beberapa caranya antara lain:

  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
  • Memperbanyak asupan sayur dan buah-buahan.
  • Membatasi konsumsi alkohol dan minuman berkafein.
  • Menghindari kebiasaan merokok serta penggunaan obat-obatan terlarang.

Masyarakat perlu menyadari bahwa suplemen bukan solusi ajaib bagi kesehatan. Mengutamakan pola makan sehat, tidur cukup, dan olahraga teratur tetap menjadi cara paling efektif untuk menjaga daya tahan tubuh. Suplemen hanya alat bantu, bukan pengganti gaya hidup sehat.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |