Asap Hitam Mengepul, Konklaf Pemilihan Paus Berlanjut di Hari Kedua

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Asap hitam mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina pada Rabu, 7 Mei 2025. Asap hitam pada hari pertama dalam konklaf kepausan menandakan bahwa belum ada paus baru yang terpilih. Konklaf hari kedua dilanjutkan kembali pada Kamis, 8 Mei 2025.

Anadolu Agency mewartakan, melanjutkan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, 133 kardinal pemilih berkumpul di Vatikan untuk memulai proses pemilihan kepala Gereja Katolik ke-267, setelah wafatnya Paus Fransiskus bulan lalu. Konklaf pada Rabu, dimulai dengan misa khidmat di Basilika Santo Petrus, yang dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re. Ia juga memimpin konklaf pada 2013 yang memilih Fransiskus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah itu, para kardinal elektor berkumpul di Kapel Paulus dan berjalan menuju Kapel Sistina, tempat konklaf berlangsung. Kapel Sistina, yang dihiasi dengan lukisan dinding ikonik karya Michelangelo, tetap tertutup dari dunia luar sampai seorang paus baru dipilih. Berdasarkan aturan konklaf, dibutuhkan mayoritas dua pertiga untuk memilih Paus berikutnya.

Konklaf tahun ini melanjutkan tradisi yang dimulai sejak tahun 1492, ketika Kapel Sistina menyelenggarakan pemilihan paus pertama—tahun yang sama ketika Christopher Columbus mencapai Amerika.

Meskipun proses pemilihan paus pernah berlangsung selama bertahun-tahun, seperti pada pertengahan 1200-an, pemilihan umum baru-baru ini berjalan cepat. Pada 2013, Fransiskus terpilih setelah lima kali pemungutan suara selama dua hari. Paus Fransiskus meninggal pada 21 April di usia 88 tahun.

Konklaf akan melanjutkan pemungutan suara pada hari Kamis. Gereja masih menunggu munculnya pemimpin berikutnya.

Jika seorang paus baru terpilih, asap putih akan mengepul keluar dari cerobong asap. Rumusan "habemus papam" bahasa Latin yang artinya "kita memiliki seorang paus", akan diucapkan oleh kardinal protodiakon dari balkon Basilika Santo Petrus.

Salah satu kardinal yang ikut dalam pemilihan paus baru adalah Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo. Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mengikuti konklaf di Kapel Sistina, Vatikan, tersebut.

Menurut sekretaris jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Adi Prasojo, para kardinal berharap paus yang baru punya sikap terbuka seperti mendiang Fransiskus."Para kardinal itu berharap paus mendatang itu punya sikap yang terbuka," ujar Romo Adi, Rabu, 7 Mei 2025.

"Paus seperti model Fransiskus, yang terbuka, yang menjadikan gereja itu signifikan, yang membuat gereja itu semakin mencintai orang miskin," kata Adi saat dihubungi Tempo.

Melalui pengamatan langsungnya terhadap interaksi para peziarah dengan para kardinal di lapangan Basilika, ia melihat adanya kerinduan umat akan sosok pemimpin yang kebapaan. "Banyak peziarah, banyak umat di lapangan Basilika ini yang merindukan menambahkan figur uskup yang kebapaan," tuturnya.

"Menurut saya itu menggambarkan kurang lebih figur paus yang dibutuhkan ya, kalau bisa menjadi bapak bagi semua umat manusia. Terlepas agamanya apapun, terlepas perbedaan negara, perbedaan agama. Karena bahasa kemanusiaan itu kan bahasa universal," ujar Romo Adi.

Pilihan editor: Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump Tidak Mempengaruhi Sektor Minerba

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |