Apa yang Terjadi jika Pria Kelebihan Hormon Estrogen?

2 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Estrogen dikenal sebagai hormon seks utama pada wanita, namun hormon ini juga terdapat dalam tubuh pria dalam jumlah yang lebih kecil. Fungsi utama estrogen pada pria adalah membantu regulasi libido, produksi sperma, serta menjaga kesehatan tulang dan sistem kardiovaskular.

Namun, ketika kadar estrogen dalam tubuh pria terlalu tinggi, bisa terjadi ketidakseimbangan hormon yang berdampak negatif terhadap berbagai aspek kesehatan. Dalam kondisi normal, kadar estrogen pada pria berkisar antara 10 hingga 50 pikogram per mililiter (pg/mL). Saat melewati ambang tersebut, pria dapat mengalami berbagai gejala mulai dari perubahan fisik, gangguan kesuburan, hingga peningkatan risiko penyakit kronis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut adalah tiga kategori utama dampak kelebihan hormon estrogen pada pria.

1. Dampak Fisik

Dilansir dari NovaIFV Fertility, salah satu gejala paling mencolok dari kelebihan estrogen pada pria adalah gynecomastia, yaitu pembesaran jaringan payudara. Kondisi ini terjadi karena dominasi estrogen menyebabkan jaringan lemak dan kelenjar di area dada tumbuh lebih besar, menyerupai bentuk payudara wanita.

Selain menyebabkan perubahan fisik yang mencolok, gynecomastia juga dapat menimbulkan rasa nyeri serta gangguan psikologis seperti malu atau penurunan rasa percaya diri.

Estrogen mempengaruhi cara tubuh menyimpan lemak. Pria dengan estrogen tinggi cenderung memiliki pola distribusi lemak yang menyerupai wanita, yakni di area payudara, pinggul, paha, dan lengan. Mereka juga akan kesulitan dalam membentuk otot karena efek estrogen melemahkan perkembangan jaringan otot. Lemak tubuh yang sulit dibakar ini membuat proses penurunan berat badan menjadi lebih sulit dan lambat.

Kelebihan estrogen juga menyebabkan retensi cairan yang membuat tubuh terasa bengkak dan tidak nyaman. Pria mungkin mengalami pembengkakan di tangan, kaki, atau merasa kembung sepanjang hari. Gejala ini sering dianggap ringan, tetapi bisa menjadi indikasi awal ketidakseimbangan hormonal yang serius jika tidak ditangani dengan baik.

2. Dampak Reproduksi

Estrogen berperan dalam produksi sperma, namun ketika kadarnya terlalu tinggi, produksi sperma akan menurun. Dikutip dari Medical News Today, hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah dan kualitas sperma yang diproduksi oleh testis. Akibatnya, pria mungkin mengalami infertilitas atau kesulitan memiliki keturunan, terutama jika kondisi ini tidak segera ditangani.

Estrogen yang terlalu tinggi juga dapat mengganggu keseimbangan hormon yang dibutuhkan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Selain itu, pria mungkin mengalami penurunan gairah seksual secara signifikan. Gejala ini sering kali terjadi bersamaan dengan kelelahan dan perubahan suasana hati, yang turut memperburuk kualitas hubungan seksual.

Pria dengan kadar estrogen tinggi cenderung mengalami gejala psikologis seperti depresi, kecemasan, mudah marah, bahkan insomnia. Ketidakseimbangan hormon ini mempengaruhineurotransmitter di otak, yang berperan dalam pengaturan emosi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengganggu produktivitas dan hubungan sosial.

3. Dampak Metabolik dan Risiko Penyakit Serius

Penelitian menunjukkan bahwa pria dengan kadar estrogen tinggi memiliki risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan oleh pengaruh estrogen terhadap sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa dalam tubuh. Yang menarik, risiko ini tetap tinggi meskipun kadar testosteron pria tersebut normal, menunjukkan bahwa estrogen secara langsung mempengaruhiregulasi gula darah.

Seiring bertambahnya usia, kadar estrogen pada pria cenderung meningkat, yang bisa memicu pertumbuhan berlebihan pada kelenjar prostat. Kondisi ini disebut benign prostatic hyperplasia (BPH) dan dapat menyebabkan gangguan buang air kecil seperti frekuensi tinggi, aliran lemah, atau kesulitan memulai miksi. Ini juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan kerusakan kandung kemih jika tidak ditangani.

Estrogen tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan pembekuan darah. Sebuah studi pada pria berusia di atas 50 tahun bahkan menemukan bahwa kadar estrogen tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi jantung. Karena itu, menjaga kadar hormon tetap seimbang menjadi sangat penting, terutama seiring bertambahnya usia.

Meski estrogen adalah hormon penting bagi pria, kelebihan kadar hormon ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Menjaga pola hidup sehat, berat badan ideal, serta membatasi konsumsi alkohol dan zat berbahaya lainnya juga dapat membantu menjaga keseimbangan hormon.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |