AHY Soal Waste to Energy: Jangan Didasari Motif Bisnis

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) pada Rabu, 23 April 2025. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mendorong pengadaan PSEL sebagai langkah untuk mengatasi masalah sampah yang telah menjadi isu nasional.

Isu Waste to Energy

Dalam kegiatan tersebut, AHY mengatakan bahwa penanganan sampah nasional memerlukan pendekatan menyeluruh dan berorientasi pada solusi jangka panjang sehingga pemerintah tidak boleh berpihak pada teknologi atau institusi tertentu.

“Ternyata dalam perkembangannya banyak kemajuan. Kita tidak berpihak pada satu-dua teknologi, apalagi satu-dua kantor. Tidak, kita bicara negara, pemerintah harus utuh melihatnya,” kata AHY pada Rabu, 23 April 2025.

AHY mengaku bahwa isu waste to energy atau pengubahan sampah menjadi energi menarik banyak pihak, namun prioritas utama agenda tersebut adalah mengurangi sampah. 

“Walaupun saya juga paham bahwa bicara isu waste to energy ini banyak sekali yang tertarik, tetapi jangan sampai hanya didasari pada motif bisnis. Tetapi harus menyeluruh bahwa ini first and foremost adalah masalah sampah ini dulu. Kita kurangi, kita reduksi,” katanya.

Sebelumnya, AHY mengatakan bahwa kerja sama lintas sektor menjadi unsur penting bagi pemerintah untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah melalui teknologi modern waste to energy.

“Kami, saya sendiri bersama jajaran Kementerian Pekerjaan Umum tentunya bersama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, kita harus bersinergi karena sampah ini dari hulu ke hilir,” kata AHY, dikutip dari Antara, pada Kamis, 17 April 2025.

Pemerintah menyadari bahwa setiap wilayah, baik kota maupun kabupaten, memiliki tantangan yang berbeda satu sama lain dalam menangani isu sampah sehingga infrastruktur untuk mengatasinya harus disesuaikan. 

“Tentu ada skala yang harus kita lihat secara cermat. Tidak semua harus menggunakan teknologi seperti ini. Ada juga bahkan karena lebih besar lagi, contohnya metropolitan Jakarta yang 8.000 ton per hari itu juga tentunya harus lebih besar lagi kapasitasnya, teknologinya juga harus lebih kuat lagi,” ujarnya.

Satuan Tugas Percepatan Pengelolaan Sampah

Selain mendorong pengembangan PSEL, AHY juga mengatakan rencana membentuk satuan tugas (satgas) percepatan pengelolaan sampah nasional. Satgas tersebut bertugas membuat kebijakan yang komprehensif dalam menangani masalah sampah di Indonesia sebagai langkah nyata mewujudkan perintah Presiden Prabowo.

“Presiden Prabowo Subianto memerintahkan saya untuk menyusun satgas terkait dengan infrastruktur dan segala elemen pengolahan dan penanganan sampah secara nasional," kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 12 Maret 2025.

Menurut AHY, satgas akan bekerja dalam menangani sejumlah masalah sampah dengan dukungan teknologi. Salah satu dukungan dari teknologi tersebut dapat menjadi penghancur sampah yang menumpuk dalam sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

AHY mengatakan bila penggunaan teknologi saat ini digunakan untuk fokus menangani sampah dari hulu hingga hilir yang seharusnya ditangani mulai dari sumbernya, seperti sampah rumah tangga, industri, serta sentra-sentra komersial.

“Ada yang sudah di atas 1.000 ton per hari, ada yang mungkin di bawahnya sehingga pendekatan teknologinya pun termasuk infrastrukturnya pun berbeda-beda," ucapnya.

Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: AHY Memuji PSEL Benowo untuk Keberhasilan Kelola Sampah Jadi Energi Listrik

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |