Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 pada Selasa (23/9) waktu setempat.
Trump tampil sebagai pembicara kedua setelah Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, dan sebelum giliran Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam kesempatan itu, Trump berbicara cukup panjang, sekitar 55 menit.
Hal ini, menjadi sorotan karena berlangsung hampir satu jam, jauh di atas batas waktu resmi yang ditetapkan hanya 15 menit. Fenomena ini seolah mengulang tradisi lama di forum dunia tersebut, di mana sejumlah pemimpin negara kerap tampil dengan orasi yang panjang dan penuh retorika.
Sejak aturan pembatasan waktu diberlakukan pada tahun 1972, tidak sedikit kepala negara yang justru melampaui ketentuan tersebut demi menyampaikan pesan politik, pandangan ideologis, hingga kritik tajam terhadap tatanan global.
Sejarah mencatat, podium Majelis Umum PBB bukan hanya sekadar panggung diplomasi, melainkan juga arena pertarungan ide dan kepentingan antarnegara. Mulai dari Fidel Castro hingga Sukarno, kemunculan pidato Trump yang durasinya hampir menyamai rekor kembali menghidupkan diskusi seputar daftar orasi terpanjang para pemimpin dunia di panggung PBB sebuah topik yang selalu menarik dan tetap relevan dari masa ke masa.
Baca juga: Pidato Prabowo di Markas PBB jadi topik media arus utama Malaysia
Berikut adalah lima pemimpin dunia dengan pidato terpanjang di forum Majelis Umum PBB, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Daftar pemimpin dunia dengan pidato terpanjang di PBB
1. Fidel Castro – Kuba (269 menit)
Fidel Castro, pemimpin Kuba, tercatat sebagai sosok dengan pidato terpanjang di Majelis Umum PBB. Pada sidang pleno ke-872 tanggal 26 September 1960, ia berbicara selama 269 menit atau sekitar 4,5 jam.
Sepanjang pidatonya, Castro tak henti-hentinya mengecam Amerika Serikat. Saat itu, pemerintahannya yang menganut sistem sosialis menasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta, termasuk ratusan perusahaan asal AS, serta memberlakukan pajak tinggi untuk produk-produk Amerika. Di tengah embargo yang dijatuhkan AS, Castro menegaskan bahwa dominasi bisnis Amerika hanya membawa penderitaan bagi rakyat Kuba.
2. Sekou Toure – Guinea (144 menit)
Di urutan kedua ada Presiden Guinea, Sekou Toure, yang berbicara selama 144 menit atau sekitar 2,5 jam pada 10 Oktober 1960. Toure dikenal sebagai tokoh nasionalis yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Guinea dari Prancis. Ia kemudian menjabat sebagai presiden pertama Guinea sejak 1958 hingga wafat di Amerika Serikat pada tahun 1984.
3. Nikita Sergeyevich Khrushchev – Uni Soviet (140 menit)
Pidato terpanjang ketiga disampaikan oleh pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev. Ia berbicara di sidang pleno ke-869 pada 23 September 1960 dengan durasi 140 menit, hanya empat menit lebih singkat dibandingkan Sekou Toure. Kehadirannya kala itu menegaskan posisi Uni Soviet sebagai salah satu kekuatan utama dalam percaturan politik dunia.
Baca juga: Menkomdigi: Pidato Prabowo di PBB tunjukkan keberanian Indonesia
4. Sukarno – Indonesia (121 menit)
Presiden pertama Indonesia, Sukarno, juga tercatat sebagai salah satu pemimpin dengan pidato terpanjang di Majelis Umum PBB. Pada sidang pleno ke-88 tanggal 30 September 1960, ia berbicara selama 121 menit atau sekitar 2 jam.
Sukarno membuka pidatonya dengan membacakan terjemahan ayat Al-Quran (Al-Hujurat 14) serta Injil (Lukas 2:14). Ia menekankan bahwa penderitaan dan pengorbanan yang telah dilalui bangsa-bangsa adalah tanda bahwa keadilan mulai tegak dan kejahatan perlahan sirna.
5. Muammar Gaddafi – Libya (96 menit)
Muammar Gaddafi, pemimpin Libya, juga dikenal dengan pidato panjangnya pada sesi ke-64 Majelis Umum PBB, 23 September 2009. Ia berbicara selama 96 menit atau lebih dari satu jam.
Dalam pidatonya, Gaddafi menyoroti pentingnya perdamaian, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Ia menilai pertemuan di PBB sebagai wadah untuk mencari jawaban atas berbagai krisis dunia, mulai dari pangan, energi, resesi ekonomi, hingga wabah penyakit.
Baca juga: Anggota Komisi I DPR: pengakuan internasional jadi modal diplomasi RI
Baca juga: Dino dukung Prabowo tegaskan solusi dua negara di PBB
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.