LORDE akan meluncurkan lagu baru What Was That. Meski belum mengungkap tanggal rilis secara pasti, Lorde sempat memberikan cuplikan lagu tersebut lewat video TikTok, dikutip dari Antara. Ia terlihat berjalan di Washington Square Park, New York, sambil menyanyikan penggalan lirik: "Since I was 17, I gave you everything. Now we wake from a dream, well baby, what was that?"
Momentum ini menandai kembalinya Lorde ke industri musik setelah empat tahun. Kabar ini disampaikan langsung oleh musisi asal Selandia Baru itu lewat unggahan di media sosial. Dalam foto tersebut, Lorde tampil mengenakan baju merah dengan wajah basah, diabadikan oleh fotografer Talia Chetrit. Lorde memberi isyarat bahwa lagu ini merupakan bagian dari fase baru dalam kariernya. "Saya hanya ingin menyapa, karena semuanya akan berubah," katanya.
Nama Panggung dan Sinestesia
Lorde lahir pada 7 November 1996 di Takapuna, Auckland. Ia dibesarkan di kawasan pesisir Devonport. Dikutip dari Ranker, Lorde bernama asli Ella Marija Lani Yelich-O’Connor. Ia memilih nama panggungnya Lorde dari kata Lord karena ketertarikan dia sejak kecil terhadap sistem kerajaan. “Saya benar-benar tertarik terhadap keluarga bangsawan dan konsep old money,” kata Lorde.
Lorde memiliki kondisi neurologis sound-to-color synesthesia. Ia bisa melihat warna saat mendengar nada tertentu atau ketika not musik dimainkan. “Sejak saya memulai sesuatu, saya dapat melihat lagu yang telah selesai, meskipun masih jauh dan samar,” katanya.
Menolak Jadi Pembuka Tur Katy Perry
Dikutip dari situs web The Week, Lorde pernah ditawari jadi pembuka tur Katy Perry, namun ia menolaknya karena merasa itu bukan keputusan yang tepat secara artistik. “Saya mengikuti insting. Kalau rasanya tidak pas, saya tidak akan memaksakan,” katanya.
Menulis Lagu
Lorde mulai menulis lirik lagu sejak usia 11 tahun. Liriknya dikenal reflektif dan penuh observasi sosial, seperti dalam bait Royals yang ia tulis hanya dalam 30 menit. “Liriknya sangat kuat sejak awal,” kata Scott Maclachlan selaku manajer Lorde.
Lorde merilis Pure Heroine pada 2013, Melodrama (2017), dan Solar Power (2021). Setiap albumnya menandai fase berbeda dalam hidup dan suara musiknya. Ada kritik terhadap budaya pop hingga pencarian makna personal. Semua albumnya menunjukkan posisinya sebagai penyanyi-penulis lagu dengan visi kuat. Album Melodrama masuk nominasi Grammy untuk Album of the Year dan dinilai sebagai karya yang matang secara emosional.
Isu Sosial dan Lingkungan
Lorde juga vokal mengenai isu-isu sosial. Ia menolak tampil di Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan tidak merilis albumnya Solar Power dalam format CD demi alasan lingkungan.
Pilihan Editor: Lorde Kembali dengan Lagu Baru Setelah Jeda 4 Tahun
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini