TEMPO.CO, Depok - Wakil Menteri Ketenagakerjaan atau Wamenaker Immanuel Ebenezer Gerungan meminta kelonggaran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait kebijakan larangan wisuda sekolah untuk industri perhotelan.
Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Noel usai menjembatani permasalahan antara manajemen dan karyawan Hotel Bumi Wiyata, di Jalan Margonda, Kecamatan Beji, Depok, Ahad, 11 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Noel, diskusi dengan manejemen dan karyawan Hotel Bumi Wiyata menghasilkan hal positif, karena kedua pihak memiliki pengertian satu sama lain. "Artinya tinggal nanti manajemen dan kawan-kawan pekerja ini bisa mencari jalan komunikasi yang positif," kata Noel.
Dari hasil diskusi, lanjut Noel, memang ada beberapa permasalahan yang disampaikan, seperti beberapa bulan belum digaji, hak tunjangan hari raya atau THR mereka terkendala dan lainnya. "Tapi tadi kita diskusikan bersama, semua didengar kawan-kawan pekerja dan manajemen, yaitu akan mereka cari solusinya, entah itu solusinya seperti apa, yang jelas mereka akan mencari solusi terbaik dalam mengatasi persoalan tadi," kata Noel.
Disinggung intervensi dari Kemenaker, Ketua Umum Jokowi Mania (Joman) ini mencontohkan ada regulasi terkait efisiensi yang sedang diberlakukan pemerintah. "Misalnya di sini kan terbiasa mereka ada wisuda sekolah, nanti kita sampaikan ke Kang Dedi Gubernur Jawa Barat untuk dilonggarkan sedikit lah, jangan terlalu keras," ujar Noel.
Sebab, lanjut Noel, agar industri perhotelan kembali hidup, karena mereka punya ketergantungan terhadap agenda wisuda sekolah. "Apalagi bulan ini musim wisuda nih, biar mereka dapat duit dari yang wisuda-wisuda itu," lanjut Noel.
Ditanya sudah banyak manejemen Hotel yang mengeluh, Noel menegaskan bahwa bukan banyak keluhan, tetapi menajemen Hotel menyampaikan hal tersebut. "Itu bukan keluhan, itu realita, jangan sampai hal ini malah mengganggu industri perhotelan kita," ucap Noel.
Sementara itu, manajemen Hotel Bumi Wiyata yang diwakilkan kepada Direktur PT Bumi Putra Wisata, Musheri mengatakan menurunnya pendapatan Hotel memang disebabkan dari ekonomi makro dan mikro. Bahkan, kebijakan efisiensi sejak Januari 2025, hampir semua hotel kesulitan untuk memenuhi 30 persen pengeluaran.
"30 persen itu ibaratnya bayar fix cost, listrik dan air sudah berat, sementara ada biaya-biaya komponen yang harus dipenuhi. Jadi (pembayaran) utang kepada vendor, itu juga tertunda semua," kata Musheri.
Meski begitu, Musheri mengakui pasca Covid-19 hotel yang dikelolanya mengalami profit hingga akhir Desember 2024 kendati terbilang kecil.
"Sejak 2022 alhamdulillah dengan teman-teman bersama ada profit walaupun belum bisa dibagi, kalau dibagi pun belum memadai. Kemudian di 2023 ada profit walaupun hanya Rp9- Rp10 juta, 2024 profit, tapi di 2025 sampai Maret sudah minus 1 sekian miliar," terang Musheri.
Hotel Bumi Wiyata kebanyakan diisi untuk acara-acara instansi, seperti diklat, seminar dan juga event wedding. Namun, kata Musheri, setelah pemerintah melakukan efisiensi, perusahan swasta pun ikut terkena imbas efisiensi.
"Karena bisnisnya juga terganggu, jadi yang tadinya rapat 10 orang di hotel. Sekarang di kantor saja atau zoom meeting. Itu terasa, yang jelas dari situ saja kita sudah 64 persen (merosot) kita paling sekarang rata-rata di 30-33 persen," kata Musheri.
Ditanya terkait penurunan pendapatan juga disebabkan kebijakan larangan membuat wisuda untuk jenjang pendidikan PAUD hingga SMP, Musheri tidak menyalahkan Gubernur Jawa Barat karena menilai Dedi Mulyadi pasti melihat hal yang lebih luas lagi.
"Kalau kami di usaha perhotelan ini kan, apapun kebijakan pemerintah, jika itu mempengaruhi kehidupan yang ada di hotel, apapun lah itu akan pengaruh," kata Musheri.
Musheri mengatakan sejak kebijakan tersebut, Hotel Bumi Wisata pun terpaksa kehilangan potensial omset dari sektor wisuda sekolah.
"Memang sudah sejak beberapa bulan lalu. Untuk bulan Juni, kalau untuk pendapatan hotel itu misalnya kita Januari nih, pemasaran kita bergerak, nah ini mundur, setahu kami dari 27 yang sudah oke di sini, itu 10 mundur," ucap Musheri.