Trump Terima Pesawat Mewah dari Qatar: Bodoh Kalau Menolak

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Presiden AS Donald Trump untuk menerima pengganti Air Force One gratis dari Qatar telah memicu kritik tajam dari publik di Amerika Serikat. Kritik juga diungkapkan oleh sebagian anggota dari Partai Republik.

Dilansir dari NDTV, keluarga kerajaan Qatar dilaporkan menawarkan untuk menyumbangkan sebuah jet jumbo mewah 747-8 yang nilainya ditaksir mencapai US$ 400 juta. Trump sedang menunggu pengiriman dua pesawat baru dari Boeing yang akan berfungsi sebagai Air Force One yang telah diperbarui. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konstitusi AS melarang pejabat pemerintah menerima hadiah dari "Raja, Pangeran, atau Negara asing mana pun," berdasarkan Pasal 1 Klausul Imbalan Asing. Namun Trump marah saat ditanya apakah ia akan menggunakan jet tersebut dalam kapasitas pribadi setelah ia meninggalkan jabatan presiden. 

"Anda seharusnya malu mengajukan pertanyaan itu," kata Trump kepada wartawan pada Senin, 12 Mei 2025. "Saya tidak akan pernah menolak tawaran semacam itu. Saya bisa menjadi orang bodoh dan berkata, tidak, kami tidak menginginkan pesawat terbang gratis yang sangat mahal," ujarnya. 

Trump tiba di Arab Saudi pada Selasa dalam perjalanan pertama tur Teluk. Ia juga akan mengunjungi Qatar dan Uni Emirat Arab. 

Trump telah lama merasa tak puas dengan jet Air Force One yang saat ini digunakan. Pesawat yang digunakan adalah seri Boeing 747-200B, mulai beroperasi pada 1990 di bawah Presiden George HW Bush. Awal tahun ini, Presiden AS menyatakan frustrasi dengan pesawat tersebut. Trump mengatakan pemerintahannya ingin mencari pesawat pengganti Boeing di tengah keterlambatan pengiriman dua pesawat 747-8 baru.

"Kami sangat kecewa karena Boeing butuh waktu lama. Kami punya satu pesawat Angkatan Udara yang sudah berusia 40 tahun. Anda lihat beberapa negara Arab dan pesawat yang mereka parkir di samping pesawat Amerika Serikat, itu seperti dari planet lain," katanya.

Trump meninjau pesawat 747-8 milik Qatar pada Februari saat pesawat itu diparkir di Bandara Internasional Palm Beach di Florida, dekat resor Mar-a-Lago miliknya. Saat itu, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump melakukannya untuk mempelajari bagaimana pesawat Air Force One yang diperbarui akan dikonfigurasi.

Namun Partai Demokrat, pakar hukum, dan sebagian Partai Republik khawatir bahwa rencana Trump untuk menerima pesawat mewah gratis dari keluarga kerajaan Qatar dapat menimbulkan masalah etika, hukum, keamanan, dan kontraintelijen. Sebabnya hadiah itu berasal dari negara asing untuk digunakan sebagai Air Force One yang sangat sensitif.

"Presiden mana pun yang menerima hadiah semacam ini, senilai US$ 400 juta, dari pemerintah asing menciptakan konflik kepentingan yang jelas," kata pernyataan empat anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

Di tengah rentetan kritik, Trump mengatakan ia tidak akan terbang dengan Boeing 747 saat masa jabatannya berakhir. Sebaliknya, pesawat senilai us$ 400 juta itu akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan di masa mendatang. Pada saat pemerintahan Ronald Reagan, Boeing 707 dinonaktifkan dan dipajang sebagai barang koleksi museum.

Sekretaris Pers Karoline Leavitt menegaskan Gedung Putih akan sangat transparan menerima sumbangan ini. "Pemerintah Qatar dengan senang hati menawarkan untuk menyumbangkan sebuah pesawat kepada Departemen Pertahanan. Rincian hukumnya masih sedang dikerjakan," katanya kepada Fox News. 

"Namun tentu saja, setiap sumbangan kepada pemerintah ini selalu dilakukan dengan mematuhi hukum sepenuhnya, dan kami berkomitmen untuk memberikan transparansi sepenuhnya, dan kami akan terus melakukannya," ujarnya.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |