Trump Kenakan Biaya Rp1,6 M untuk Visa Pekerja Ketrampilan Khusus

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Sabtu, 20 Sep 2025 18:40 WIB

Presiden AS Donald Trump mengumumkan penambahan biaya tahunan US$100 ribu (sekitar Rp1,6 miliar) untuk visa H-1B. Ilustrasi. Pekerja pakai visa H-1B di Amerika Serikat. iStockphoto/MangoStar_Studio

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden AS Donald Trump mengumumkan penambahan biaya tahunan US$100 ribu (sekitar Rp1,6 miliar) untuk visa H-1B.

Aturan ini dirilis Trump pada Jumat (19/9). Langkah baru Trump sangat berpotensi menuai gugatan hukum.

"Yang terpenting adalah, kita akan kedatangan orang-orang hebat, dan mereka akan membayar," kata Trump seperti dilaporkan AFP, Sabtu (20/9)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Visa H-1B memungkinkan perusahaan untuk mensponsori pekerja asing dengan keterampilan khusus seperti, ilmuwan, insinyur, dan pemrogram komputer untuk bekerja di AS. Visa ini berlaku tiga tahun dan dapat diperpanjang hingga enam tahun.

Setiap tahun, AS memberikan 85 ribu visa H-1B lewat sistem lotere. India merupakan negara penyumbang tiga perempat penerimanya.

Visa ini jadi visa yang banyak digunakan perusahaan teknologi.

Berdasar perintah Trump, biaya tersebut diwajibkan bagi mereka yang akan masuk AS mulai Minggu. Kemudian Menteri Keamanan Dalam Negeri dapat mengecualikan individu, seluruh perusahaan, atau seluruh industri.

Perintah sebenarnya berakhir dalam setahun dan Trump bisa memperpanjangnya.

Perusahaan teknologi besar bergantung pada pekerja India yang pindah ke AS atau berpindah-pindah di antara kedua negara.

Perusahaan teknologi, termasuk perusahaan Elon Musk, telah memperingatkan agar tidak menargetkan visa H-1B. AS disebut tidak memiliki cukup talenta lokal untuk mengisi lowongan pekerjaan penting di sektor teknologi.

Sementara itu, sejak masa jabatan pertamanya, Trump memang telah mengincar program H-1B. Namun ia menghadapi gugatan hukum atas pendekatan sebelumnya dengan menargetkan jenis pekerjaan yang memenuhi syarat.

Di AS, jumlah aplikasi visa H-1B meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Puncak persetujuan visa tercatat pada 2022 di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.

Sebaliknya, puncak penolakan tercatat pada 2018 selama masa jabatan Trump.

Sepanjang 2024, AS menyetujui 400 ribu visa H-1B. Mayoritas atau dua pertiganya merupakan perpanjangan.

(els/mik)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |