Korban Tewas Topan Kalmaegi di Filipina Tembus 40 Orang

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Jumlah korban tewas akibat Topan Kalmaegi di Filipina meningkat menjadi 40 orang, setelah badai kuat itu menerjang wilayah tengah negara tersebut dengan hujan lebat dan banjir yang meluas.

Ribuan warga terpaksa dievakuasi, sementara rumah-rumah dan jalanan terendam air.

Meski kini telah melemah, topan yang secara lokal dikenal sebagai Tino itu masih membawa angin kencang dengan kecepatan hingga 130 kilometer per jam dan hembusan mencapai 180 kilometer per jam. Kalmaegi melintasi gugusan Kepulauan Visayas menuju utara Palawan sebelum bergerak ke Laut Cina Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pejabat informasi Provinsi Cebu, Ainjeliz Orong, sebagian besar korban jiwa, sebanyak 39 orang berasal dari Cebu. Satu korban lainnya ditemukan di Pulau Bohol yang berdekatan dengan kota itu.

"Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Beberapa orang masih hilang dan belum ditemukan," kata Orong dalam pernyataan tertulisnya, mengutip Reuters.

Dia menambahkan bahwa sebagian besar korban meninggal akibat tenggelam dan tertimpa reruntuhan.

Puluhan ribu warga dari berbagai wilayah di Visayas, serta sebagian Luzon selatan dan Mindanao utara, telah dievakuasi. Banjir di Kota Cebu mulai surut pada Selasa malam, namun listrik masih padam di banyak area, dan layanan komunikasi belum sepenuhnya pulih.

Rekaman dari Palang Merah Filipina memperlihatkan petugas penyelamat menembus genangan air setinggi lutut di Cebu City, menggunakan perahu untuk mengevakuasi warga yang terjebak di rumah mereka. Di Kota Liloan, rumah-rumah terendam hingga atap, dengan beberapa warga menunggu di lantai dua untuk dievakuasi.

Layanan cuaca nasional PAGASA menyebut, kombinasi antara Topan Kalmaegi dan garis belokan angin (shear line) menyebabkan curah hujan ekstrem serta hembusan angin kuat di kawasan Visayas dan sekitarnya. Lebih dari 180 penerbangan dibatalkan, dan otoritas maritim meminta seluruh kapal untuk berlindung di pelabuhan terdekat.

PAGASA sebelumnya memperingatkan risiko 'gelombang badai yang mengancam jiwa' dengan ketinggian mencapai lebih dari tiga meter di wilayah pesisir dan dataran rendah di tengah Filipina.

Sementara itu, pemerintah Vietnam juga tengah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Kalmaegi diperkirakan akan mendarat di kawasan tengah Vietnam pada Kamis malam, wilayah yang baru saja dilanda banjir besar yang menewaskan sedikitnya 40 orang dalam sepekan terakhir.

"Ini adalah topan yang sangat kuat dan terus meningkat intensitasnya setelah memasuki Laut Timur," tulis pemerintah Vietnam dalam pernyataan resmi.

Topan Kalmaegi menambah daftar panjang bencana yang menimpa Filipina dalam beberapa bulan terakhir. Negara kepulauan itu rata-rata dilanda sekitar 20 badai tropis setiap tahun.

Pada September lalu, Super Topan Ragasa menghantam Luzon utara, memaksa sekolah dan perkantoran ditutup akibat hujan deras dan angin kencang.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |