TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta militer untuk meninggalkan wilayah perang di Papua. Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan tidak menghiraukan intimidasi yang dilakukan OPM tersebut.
"Tingkah laku OPM, kan, selalu begitu. Tak usah dihiraukan," kata Kristomei saat dihubungi pada Jumat, 2 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan, kehadiran prajurit tentara di Bumi Cenderawasih itu dibutuhkan masyarakat. Menurut dia, adanya TNI dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat dan membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan di Papua.
"Kami bukan membakar sekolah atau puskesmas, membunuh guru dan tenaga kesehatan seperti yang dilakukan OPM," ucapnya.
Meski begitu, dia mengatakan persoalan di Papua bukan hanya urusan TNI. Menurut dia, perlu ada kontribusi dan koordinasi secara menyeluruh antara pemerintah daerah, instansi pemerintah, hingga aparat keamanan.
"Kerja sama antara kementerian atau lembaga sangat dibutuhkan untuk percepatan pembangunan di Papua," ujarnya.
Sebelumnya TPNPB-OPM meminta kepada militer untuk meninggalkan wilayah perang di Papua. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan ada tujuh batalion dari Kodap Yahukimo yang telah mendeklarasikan perang terhadap militer Indonesia.
Dia menilai, keberadaan militer di wilayah Papua itu ilegal. "Kami siap menghadapi militer Indonesia di medan perang," kata dia dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Selain itu, Sebby mengimbau kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menarik logistik senjata berat dari wilayah Papua. Di antaranya seperti helikopter, senjata mesin, jet tempur, hingga bom dan mortir.
"Penggunaan senjata berat akan menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil yang tinggal di wilayah zona merah," ucapnya.
Panglima TPNPB-OPM Kodap Yahukimo Elkius Lobak mengatakan, kelompoknya bakal menyerang militer yang masih berkeliaran di wilayah perang. "Siap ditembak mati," ucap dia, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Adapun TPNPB-OPM memetakan sebanyak sembilan wilayah di Papua sebagai zona perang milisi. Sembilan wilayah di Papua yang dimaksud adalah Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Puncak Jaya, Intan Jaya, Maybrat, Dogiyai, Paniai, dan Deiyai.