Tim Piala Sudirman 2025 Tiba di Jakarta, Eng Hian Minta Maaf Gagal Juara

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Tim bulu tangkis Indonesia membawa pulang medali perunggu hasil dari Piala Sudirman 2025. Jonatan Christie dan kawan-kawan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin malam WIB, 5 Mei. Mereka disambut oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat beserta jajaran pengurus Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI).

Kepala tim Indonesia di Piala Sudirman, Eng Hian, mengatakan enam atlet bertolak langsung ke Taipei untuk persiapan menghadapi Taipei Open 2025. "Kepulangan tim hari ini berjumlah 34 orang. Terdiri dari Kabid Pelatnas, tim manajer, 12 atlet, 6 pelatih fisik, 9 tim pendukung, serta kabid humas, dan 2 tim media," ujar dia dalam konferensi pers di Tangerang, Senin.

Baca Juga: Bagaimana Nova Arianto Meracik Timnas U-17 untuk Piala DuniaEnam atlet tersebut yakni Dejan Ferdinansyah, Siti Fadia Silva Ramadhanti, Mohammad Zaki Ubaidillah, Esther Nurumi Tri Wardoyo, Gloria Emanuelle Widjaja, dan Rehan Naufal Kusharjanto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu terdapat satu atlet lainnya yakni Daniel Marthin yang telah kembali ke Indonesia terlebih dahulu karena mengalami cedera dan kini telah ditangani oleh dokter di Indonesia.

Atas capaian yang diraih ini, Eng Hian meminta maaf kepada seluruh masyarakat karena gagal membawa pulang medali emas Piala Sudirman yang telah diidam-idamkan selama ini. "Saya selaku kepala tim Piala Sudirman 2025, memohon maaf kepada Bapak Ketua Umum PBSI, dan para pimpinan PBSI. Tentunya kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan pencapaian ini, kami belum dapat memberikan hasil yang diharapkan," ucap Eng Hian yang juga merupakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.

Dalam Piala Sudirman 2025, Indonesia kalah di semifinal setelah dikalahkan Korea Selatan 3-1. Korea kemudian kalah dari Cina dalam perebutan gelar juara.

Indonesia kembali puasa gelar Piala Sudirman setelah terakhir kali meraihnya pada 1989. Setelah tahun itu tujuh kekalahan dialami di final, pada 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, 2007, dan 2024.

Taufik Hidayat mengatakan PBSI akan melakukan evaluasi. "Nanti kami evaluasi terkait dengan kekalahannya. Kenapa dari lima sektor ini...karena kita enggak ada salahnya untuk belajar, belajar terus dari kesalahan," kata dia di Tangerang, Senin malam WIB.

Wakil Ketua Umum PBSI itu menegaskan perlu proses jangka panjang untuk berprestasi dan saat ini Indonesia memiliki kekurangan dan sekaligus kelebihan. Tetapi jika dibandingkan dengan Cina, posisi Indonesia masih kalah karena kekuatan lima sektor bulu tangkis yang dimiliki Indonesia tidak merata.

"Di lima sektor memang ada kekurangan, ada kelebihan juga," kata Taufik. "Terus di tunggal putri kan, di Korea Selatan kemarin ada An Se-young juga...Apalagi mungkin kalau misalkan ketemu China (di final) juga. Cina dengan lima sektornya juga lebih ada semua."

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |