Jakarta (ANTARA) - Sugiono resmi menjadi Menteri Luar Negeri (RI dalam Kabinet Merah Putih usai dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Senin (21/10).
Saat bertugas nanti, Sugiono akan dibantu Anis Matta, Arrmanatha Nasir, dan Arif Havas Oegroseno yang telah ditunjuk Prabowo sebagai Wakil Menteri Luar Negeri. Mereka diambil sumpah pada Senin sore.
Penunjukan Sugiono sebagai Menlu RI pengganti Retno Marsudi yang telah 10 tahun menjabat, menunjukkan bahwa perkiraan publik selama ini tak meleset.
Sugiono sebelumnya menegaskan siap ditempatkan di posisi mana pun untuk mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Saya prajurit, apa pun tugas yang diberikan kepada saya, akan saya laksanakan sebaik baiknya dengan penuh tanggung jawab," kata Sugiono.
Sugiono diketahui telah bertugas menyambut tamu negara yang datang ke Tanah Air untuk menghadiri upacara pelantikan Prabowo-Gibran pada Sabtu (19/10). Tamu-tamu negara yang lain disambut menteri Kabinet Indonesia Maju Presiden RI Joko Widodo.
Saat itu, ia menyambut Utusan Khusus Presiden Uni Emirat Arab Nahyan bin Mubarak Al-Nahyan yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Sugiono yang lahir di Takengon, Aceh, pada 11 Februari 1979 ini merupakan alumnus SMA Taruna Nusantara yang lulus pada tahun 1997. Ia satu angkatan dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang kini menjadi Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Begitu menyelesaikan pendidikan di sana, ia melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi militer di Amerika Serikat melalui beasiswa yang dicanangkan oleh Danjen Kopassus saat itu, Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto.
Ia kemudian mengikuti pendidikan calon perwira di Akademi Militer Magelang dan lulus dengan pangkat Letnan Dua di korps infanteri.
Sugiono, saat masih menjadi prajurit, pernah menjabat sebagai sekretaris pribadi Prabowo sebelum pembentukan Partai Gerindra. Ia sudah dipercaya untuk mendampingi Prabowo sejak lama.
Tak lama setelah itu, Sugiono terjun ke dunia politik sebagai salah satu anggota Dewan Pendiri Partai Gerindra dan aktif sebagai kader sejak 2008. Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Ketua Umum dan Harian DPP Gerindra untuk periode 2020-2025. Selain itu, antara 2021 hingga 2024, ia juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI.
Berkat kecerdasan dan posisinya sebagai orang dekat sang Presiden, Sugiono pun dikenal sebagai masyarakat sebagai salah satu “anak ideologis” Prabowo.
Menerjemahkan visi Prabowo
Sebagai Menlu RI, Sugiono akan bertugas mengawal kebijakan luar negeri Indonesia di kancah kawasan dan dunia sebagaimana amanat UUD 1945, serta menerjemahkan visi diplomasi yang diperjuangkan Presiden Prabowo ke depan.
Terlebih, Prabowo telah mengungkit isu politik luar negeri dalam pidato pertamanya sebagai Presiden RI yang disampaikan hanya beberapa saat setelah mengambil sumpah.
Sebagaimana dinyatakan dalam pidatonya itu, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan tetap berpatokan pada politik bebas-aktif yang non-blok sehingga RI “tak akan ikut pakta-pakta militer mana pun.”
Indonesia, ucap Prabowo, akan terus bersahabat dengan semua negara dan ingin menjadi tetangga yang baik bagi negeri-negeri di jiran.
Selain itu, Indonesia tetap berprinsip untuk menolak penjajahan dan penindasan. Indonesia terus menentang rasialisme dan aparteid, serta akan terus solid membela rakyat-rakyat dunia yang menjadi korban penindasan.
“Karena itu, kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina,” kata Prabowo saat itu.
Nukilan pidato pelantikan Prabowo ini sudah memberi sedikit gambaran kepada masyarakat terkait pondasi kebijakan diplomasi Indonesia yang akan dibawa Prabowo ke depannya dan apa yang perlu Sugiono terapkan sebagai Menlu RI.
Hal tersebut juga menunjukkan keinginan Prabowo supaya RI lebih berperan di tingkat dunia di bawah kepemimpinannya, demikian pandangan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal.
"Prabowo sebagai Presiden tampaknya akan jauh lebih berminat untuk sejak awal menjadi pemain di kancah internasional," ucap Dino.
Pendirian Prabowo tersebut ia bandingkan dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, yang dalam 5tahun pertama kepemimpinannya, cenderung tidak terlalu berfokus pada urusan politik luar negeri.
Semangat Prabowo untuk semakin melibatkan Indonesia dalam dinamika dunia juga terlihat melalui peningkatan frekuensi kunjungan ke luar negerinya, bahkan saat statusnya baru menjadi presiden terpilih.
Contohnya adalah rangkaian kunjungan Prabowo ke sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei, Laos, dan Filipina yang dilakukan September lalu. Salah seorang yang ikut dalam rombongan Prabowo saat kunjungan itu adalah Sugiono.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024