8000hoki.com Akun situs Slot Gacor Japan Terpercaya Mudah Scatter Non Stop
hoki kilat online Data Akun situs Slot Maxwin Indonesia Terkini Sering Win Setiap Hari
1000hoki Agen server Slots Gacor Thailand Terbaik Sering Lancar Win Setiap Hari
5000hoki.com List Demo website Slot Gacor Terbaru Gampang Lancar Menang Full Setiap Hari
7000hoki List Akun situs Slots Gacor Cambodia Terbaik Pasti Win Banyak
9000hoki.com Situs web Slot Gacor Myanmar Terbaru Gampang Scatter Full Terus
ID games Slot Gacor Malaysia Terkini Gampang Lancar Menang Terus
Idagent138 login Akun Slot Maxwin Online
Luckygaming138 login Akun Slot Gacor
Adugaming login Id Slot Maxwin Terbaik
kiss69 login Akun Slot Online
Agent188 Slot Anti Rungkad Terbaik
Moto128 login Id Slot Gacor
Betplay138 Daftar Akun Slot Anti Rungkat
Letsbet77 Daftar Akun Slot Maxwin Terpercaya
Portbet88 Daftar Akun Slot Gacor Terbaik
Jfgaming168 Id Slot Anti Rungkad Terbaik
MasterGaming138 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Online
Adagaming168 Daftar Id Slot Gacor Online
Kingbet189 login Slot Anti Rungkad Terpercaya
Summer138 Akun Slot Anti Rungkat
Evorabid77 Id Slot Game Online
bancibet Slot Gacor Terpercaya
Bali, CNN Indonesia --
Gubenur Bali I Wayan Koster menanggapi soal ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, tidak bisa membaca dengan lancar. Padahal, kemampuan membaca seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Gubernur Koster mengatakan permasalahan tersebut sudah ditangani oleh Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.
"Sudah ditangani oleh Bapak Bupati," kata Koster usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPRD Bali, di Denpasar, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, di tempat yang sama Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya atau dikenal Dewa Jack mengaku belum mengetahui soal adanya ratusan siswa SMP di Buleleng belum lancar membaca. Ia mengatakan akan segera berkoordinasi dengan Bupati Buleleng, Bali.
"Belum (mengetahui soal itu). Kami baru mendengar hari ini. Mohon maaf saya akan koordinasikan dengan Bupati Buleleng secepatnya nanti. Dan nanti bisa dipertanyakan lagi di lain kesempatan dan saya sudah punya jawaban," katanya.
Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan di Bali. Ia berharap kasus ratusan siswa SMP tak lancar membaca itu hanya terjadi di daerah Buleleng saja, tidak di daerah lainnya di Bali.
"Iya tentu dalam konteks ini kan Dinas Pendidikan. Saya koordinasikan lebih lanjut, saya minta informasi ke Pak Bupati dulu," ujarnya.
"Mudah-mudahan hanya di Buleleng saja," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana mengungkapkan fenomena itu menunjukkan rendahnya literasi siswa. Ia menyarankan agar Disdikpora melakukan pemetaan untuk memastikan kebutuhan masing-masing siswa.
"Apakah berkebutuhan khusus atau bagaimana. Selain itu, pola mengajar guru juga harus dicermati, apakah sistem administrasi menyebabkan guru sibuk dan abai dalam melakukan pengajaran," ujar Sedana, Senin (14/4).
Sementara itu, Plt Kepala Disdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengungkapkan jumlah siswa SMP di daerah itu mencapai 34.062 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 155 siswa masuk dalam kategori tidak bisa membaca (TBM) dan 208 siswa masuk kategori tidak lancar membaca (TLM).
Ariadi membeberkan beberapa penyebab siswa tidak lancar membaca. Antara lain kurangnya motivasi, pembelajaran tidak tuntas, disleksia, disabilitas, dan kurangnya dukungan keluarga.
Adapun faktor eksternal lainnya yakni efek jangka panjang pembelajaran jarak jauh (PJJ), kesenjangan literasi dari jenjang SD, pemahaman keliru tentang kurikulum, kekhawatiran tenaga pendidik terhadap ancaman hukum dan stigma sosial, hingga faktor keluarga yang menyebabkan psikologis siswa terganggu.
"Misalnya siswa memiliki trauma di masa kecil akibat kekerasan rumah tangga, perceraian, atau kehilangan anggota keluarga. Atau korban perundungan," kata Ariadi.
Ilustrasi. Membaca di perpustakaan. Ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, tidak bisa membaca dengan lancar. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
(kdf/isn)