Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Keong Darat di Maluku Utara

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ekspedisi peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Muhammadiyah Maluku di Pulau Bacan, Maluku Utara, pada 2022 berhasil mencatat sebaran baru untuk sembilan spesies keong darat dan satu spesies baru yang belum pernah dikenal sebelumnya, yaitu Diancta batubacan sp. nov. Pulau Bacan merupakan bagian dari kawasan Wallacea yang dikenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk keong darat. 

Hasil penelitian dipublikasikan dalam jurnal ZooKeys: Ayu Savitri Nurinsiyah et al., Land snails of Bacan Island, Indonesia, ZooKeys 1233: 207–243 (2025), DOI: 10.3897/zookeys.1233.143563.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekspedisi tersebut berhasil mengoleksi 555 spesimen yang terdiri dari 27 spesies keong darat. Seluruh spesimen keong darat yang ditemukan di Pulau Bacan disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah, BRIN, Cibinong. Penemuan ini menjadikan jumlah total spesies keong darat di Pulau Bacan meningkat menjadi 56.

Di antara 56 spesies, sebanyak 13 spesies keong darat tercatat hanya ditemukan di Pulau Bacan. Spesies Trochomporpha ternatana menjadi spesies yang paling melimpah ditemukan. 

“Penemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Pulau Bacan menjadi rumah yang baik bagi keanekaragaman hayati Indonesia, termasuk keong darat, dan masih banyak keragaman hayati disana yang belum sepenuhnya terungkap,” ujar peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Ayu Savitri Nurinsiyah, melalui keterangan tertulis, Rabu, 30 April 2025.

Penelitian ini, kata dia, dilakukan di lima lokasi yang mewakili keragaman habitat di Pulau Bacan, mulai dari kebun dan semak-semak, hingga hutan karst yang unik. Lokasi-lokasi ini dipilih untuk memahami keragaman habitat Pulau Bacan. Jumlah spesies keong darat paling banyak tercatat pada kawasan karst yang memiliki tutupan hutan, lebih tinggi dibandingkan lahan pertanian. “Ini menegaskan bahwa hutan karst memiliki peran penting dalam mendukung populasi keong darat,” kata Ayu

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya survei sistematis dan identifikasi integratif untuk memahami keragaman dan pola biogeografi keong darat di Maluku Utara, khususnya Pulau Bacan. “Penelitian ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati, tetapi juga memberikan gambaran lebih lengkap mengenai distribusi spesies di kawasan Wallacea,” ucap Ayu.

Sebelumnya, Ayu dan tim peneliti juga menemukan spesies baru keong darat di Pulau Moti, Maluku Utara, yang diberi nama Palaina motiensis. “Masih banyak keanekaragaman hayati keong darat di Maluku Utara dan Wallacea yang menunggu untuk diungkap. Keanekaragaman hayati itu seperti potongan puzzle yang membentuk gambar indah. Kalau kepingan-kepingannya hilang, maka gambar indah itu tidak akan sempurna. Oleh karena itu, penting kita kenali dan jaga keanekaragaman hayati Indonesia beserta habitatnya agar gambar indah ciptaan Yang Kuasa dapat bermakna,” kata Ayu.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |