Para Ahli Mercedes-AMG Petronas F1 Bicara Kendala di F1 Emilia Romagna 2025

7 hours ago 2

GOOTO.COM, JakartaKedua pembalap Mercedes-AMG Petronas F1 tak mendapatkan hasil yang memuaskan bersaing di F1 Emilia Romagna 2025, akhir pekan kemarin, 18 Mei 2025. George Russell hanya finis posisi 7 dan Kimi Antonelli berakhir di tepi lintasan pada lap ke-45 yang membuat Safety Car keluar.

Iklan

Bradley Lord selaku Team Representative Mercedes-AMG Petronas F1 mengakui bahwa strategi yang diterapkan berharap bisa memberikan posisi yang baik saat finis untuk Russell yang start dari posisi 3. Termasuk strategi untuk Kimi yang start dari posisi 13.

“Grand Prix tersulit kami sejauh ini. Berhasil finis di posisi ke-7 dan tidak menyelesaikan balapan sama sekali jauh di bawah standar yang kami tetapkan sebagai tim,” ujar Bradley Lord.

Dijelaskan oleh Bradley Lord bahwa  George melaporkan kurangnya stabilitas ban belakang, dan tetap berjuang untuk menjaga suhu ban belakang tetap terkendali, yang menyebabkan degradasi yang lebih cepat. Hal ini memaksa tim untuk melakukan pit stop lebih awal, dan menerapkan strategi dua kali pit stop.

“Perihal Kimi, kami menjalankan strategi offset, memulai dengan ban keras dan mengejar posisi di awal. Kimi berhasil melewati stint dengan baik tetapi kemudian mulai mengalami masalah pada gas, yang akhirnya menghentikan mobil di lap ke-45 - kegagalan pertama dalam karier F1-nya,” ungkap Bradley.

Bradley Lord selaku Team Representative Mercedes-AMG Petronas F1. (Foto: Mercedes)

Secara keseluruhan, gambaran performa di F1 Emilia Romagna 2025 cukup menyadarkan tim Mercedes-AMG Petronas F1. Meskipun George lolos kualifikasi dengan baik, kami tidak mampu bersaing dengan McLaren, Red Bull Racing, dan Ferrari.

“Mengalami keterbatasan kecepatan yang signifikan akibat ban yang terlalu panas pada as roda belakang,” tegas Bradley.

Andrew Shovlin, Trackside Engineering Director Mercedes-AMG Petronas F1 mengatakan bahwa berupaya memahami masalah pada mobil Kimi. 

“Akibat pedal gas secara bertahap memburuk dan akhirnya sistem dimatikan demi keselamatan. Untungnya, masalah itu tidak akan terlalu sulit dipecahkan sebelum Monaco,” ungkap Shovlin. 

“Kekhawatiran terbesar kami adalah kecepatan. Ini adalah balapan yang panas, dan kami terlalu memaksakan ban belakang. Oleh karena itu, kami mengalami cengkeraman yang buruk dan penurunan performa,” jelas dia.

Pilihan Editor: Jurus Menang Max Verstappen di F1 Emilia Romagna 2025

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |