Panglima Militer Thailand dan Kamboja Bertemu Bahas Bentrokan di Perbatasan

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima militer Thailand dan Kamboja bertemu pada Kamis 29 Mei 2025 setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan di perbatasan.

Seperti dilansir The Japan Times, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menulis di Facebook bahwa ia berharap pertemuan antara kedua panglima militer "akan membuahkan hasil positif."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hun Manet seperti dilansir Aljazeera juga mengatakan masyarakat Kamboja tidak perlu “panik atas beredarnya materi yang belum diverifikasi”, dan meyakinkan negaranya bahwa ia tidak menginginkan konflik antara pasukan Kamboja dan Thailand.

“Oleh karena itu, saya berharap pertemuan antara komandan angkatan darat Kamboja dan Thailand akan membuahkan hasil positif untuk menjaga stabilitas dan komunikasi militer yang baik antara kedua negara, seperti yang telah kami lakukan di masa lalu,” kata Hun Manet, yang saat ini sedang berkunjung ke Tokyo.

“Meskipun saya berada di Jepang … sistem komando dan hierarki untuk operasi militer besar seperti pergerakan pasukan tetap menjadi tanggung jawab penuh saya sebagai perdana menteri,” ia menegaskan.

Media Thailand The Nation juga melaporkan bahwa Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra berbicara dengan mitranya, Hun Manet, dan keduanya berupaya meredakan ketegangan dalam pertikaian tersebut.

"Kami tidak ingin hal ini meningkat," kata Paetongtarn.

Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan akan diadakan pada Kamis petang waktu setempat.

Seorang tentara Kamboja tewas pada Rabu setelah baku tembak dengan tentara Thailand di perbatasan, kematian yang jarang terjadi di sepanjang perbatasan yang telah lama sensitif itu.

Kematiannya terjadi setelah para pemimpin Kamboja dan Thailand menghadiri pertemuan puncak Asia Tenggara di mana kelompok ASEAN regional itu berjanji untuk bekerja sama lebih besar.

"Akan ada pembicaraan hari ini," Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan kepada wartawan pada Kamis, seraya menambahkan bahwa telah terjadi "kesalahpahaman oleh kedua belah pihak."

Kamboja dan Thailand telah lama berselisih mengenai perbatasan mereka yang panjangnya lebih dari 800 kilometer, yang sebagian besar dibuat selama pendudukan Prancis di Indochina.

Bentrokan militer berdarah antara Kamboja dan Thailand meletus pada 2008 atas kuil Preah Vihear di dekat perbatasan.

Pertikaian atas sebidang tanah di sebelah kuil berusia 900 tahun itu menyebabkan kekerasan sporadis selama beberapa tahun, yang mengakibatkan sedikitnya 28 orang tewas sebelum Mahkamah Internasional (ICC) memutuskan bahwa wilayah yang disengketakan itu milik Kamboja.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |