Panduan Lengkap Perawatan Kulit selama Hamil, Menurut Dokter

8 hours ago 1

CANTIKA.COM, JakartaKehamilan dapat menjadi masa yang menyenangkan, indah, dan emosional. Namun, tak jarang masa kehamilan sedikit membuat cemas. Pada saat kehamilan, seorang ibu akan mengalami banyak pikiran, mulai dari makanan yang harus dikonsumsi, cara mengelola stress, hingga perawatan kulit apa yang cocok.

Pada masa tersebut, seorang ibu bisa saja mengalami masalah kulit baru. Tentunya, apa yang kamu gunakan di kulit dapat memengaruhi bayi yang dikandung, karena kulit dapat menyerap banyak hal. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui produk yang aman dan perlu dihindari saat hamil. 

Berikut panduan lengkap merawat kulit saat hamil dari para ahli.

Masalah Kulit yang Sering Terjadi saat Hamil

Meskipun ada sebagian orang yang mengalami pregnancy glow, yakni kulit tampak lebih bercahaya ketika hamil. Namun, beberapa orang lainnya justru mengalami berbagai masalah kulit.

“Banyak klien saya yang justru tidak mengalami pregnancy glow seperti yang sering dibicarakan,” kata Eileen Feighny, ahli kecantikan.

Kehamilan bisa memicu berbagai masalah kulit yang tidak diinginkan, seperti melasma dan jerawat hormonal. "Tapi kabar baiknya, kondisi tersebut biasanya hanya sementara!” lanjut Feighny. Di antara beberapa masalah kulit yang sering terjadi ketika hamil yaitu:

1. Melasma merupakan kondisi dimana timbulnya bercak kecokelatan di wajah. “Melasma seringkali disebabkan oleh perubahan hormon,” kata Kerry Benjamin, ahli kecantikan selebriti. “Tapi dalam banyak kasus, kondisi ini akan memudar beberapa bulan setelah melahirkan.” sambungnya. 

Menurut dokter kulit Rachel Nazarian, ada banyak perawatan yang dapat membantu mengurangi masalah kulit tersebut yang aman digunakan ketika hamil dan menyusui. Beberapa di antaranya termasuk peeling kimia ringan, serta bahan topikal seperti asam kojic atau akar licorice. Namun, sebaiknya tetap konsultasi dengan dokter kulit sebelum mencoba perawatan tersebut.

2. Stretch mark, yakni garis-garis yang muncul di kulit dan sangat umum terjadi ketika hamil. Benjamin menjelaskan hal tersebut dapat terjadi karena kulit meregang dalam waktu singkat. 

3. Pyogeni granuloma, yakni benjolan kecil berwarna merah yang biasanya tidak sakit, namun dapat mengganggu penampilan. “Benjolan ini terdiri dari pembuluh darah dan dapat muncul selama kehamilan. Benjolan ini paling sering muncul di jari atau wajah. Tumbuhnya cepat dan mudah berdarah,” kata dokter kulit Brendan Camp.

4. Jerawat hormonal. Ketika berada di trimester pertama dan kedua, kadar hormon androgen dapat meningkat. Hal tersebut dapat memicu munculnya jerawat. Selain itu, kulit juga dapat menjadi lebih kering karena perubahan hormon. “Ini bisa bersifat sementara, tapi ada juga yang mengalami perubahan kulit permanen,” jelas Benjamin

Bahan Skincare yang Perlu Dihindari ketika Hamil

Ketika hamil, ada beberapa bahan dalam produk perawatan kulit yang sebaiknya dihindari. “Retinoid, baik yang dijual bebas maupun yang diresepkan dokter umumnya tidak dianjurkan selama masa kehamilan. Adapalene, juga termasuk dalam kategori retinoid. Begitu juga dengan hydroquinone, yang biasa digunakan dalam krim pemudar kulit,” jelas dokter Brendan.

Selain itu, menurut Kerry Benjamin, beberapa jenis perawatan profesional juga sebaiknya ditunda dulu, seperti peeling kimia yang mengandung asam salisilat, suntik botox, dan perawatan laser.

Kalau ragu apakah produk yang digunakan aman atau tidak, lebih baik konsultasikan ke dokter. Entah itu dokter kandungan atau dokter kulit, kamu bisa membawa daftar produk dan bahkan foto label kandungannya saat periksa. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan rekomendasi yang aman dari ahlinya.

Bahan Skincare yang Aman Digunakan selama Hamil

Tenang saja, kamu tidak harus hanya menggunakan sabun dan air selama hamil. Masih banyak bahan skincare yang aman dan tetap efektif. Ini dia beberapa alternatif yang bisa kamu andalkan saat kehamilan, berdasarkan rekomendasi dokter Brendan Camp.

- Asam Azelaic (Azelaic Acid), bahan ini dapat dibeli bebas atau dengan resep dokter, bahan ini juga efektif untuk mengatasi jerawat dan rosacea. “Penggunaan jangka panjang juga terbukti membantu mengurangi hiperpigmentasi,” jelas dokter Brendan.

- Asam Hialuronat (Hyaluronic Acid). Meski harus menghindari botox selama hamil, kamu tetap dapat menjaga kulit tetap lembap dan kenyal dengan hyaluronic acid. “Bahan ini menarik dan mengunci kelembapan di kulit. Kulit yang terhidrasi dengan baik bisa membuat garis halus tampak lebih samar,” jelas dokter Brendan.

- Niacinamide. Jika kamu memiliki masalah warna kulit tidak merata atau iritasi, niacinamide dapat menjadi pilihan. “Ini termasuk dalam keluarga vitamin B kompleks dan sering digunakan untuk menenangkan kulit serta memperbaiki warna kulit,” kata dokter Brendan.

Membangun Rutinitas Skincare selama Kehamilan

Kata kunci yang perlu diingat dalam mencari produk skincare adalah lembut alias gentle. “Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah memakai produk yang lembut dan rutin melakukan facial yang tentunya aman untuk ibu hamil,” jelas Eileen Feighny.

Pastikan perawatan dilakukan oleh profesional yang berlisensi dan terlatih, karena mereka bisa menyesuaikan bahan-bahan yang digunakan agar benar-benar aman untuk kamu dan bayi dalam kandungan.

Selain itu, Feighny juga menyarankan untuk memilih produk berbahan dasar tumbuhan, dan menghindari alat-alat dengan teknologi listrik selama perawatan wajah.

Menurut dokter Brendan, kamu tetap dapat mencuci wajah seperti biasa. Namun, pilihlah pembersih yang lembut. Untuk sunscreen, sebaiknya pilih versi tinted (berwarna) daripada yang bening. “Pelembap berwarna biasanya mengandung zat besi (iron oxides) yang dapat melindungi kulit dari cahaya tampak, bukan hanya sinar UV,” jelasnya. Ini penting karena cahaya tampak juga bisa memperparah melasma.

Dia juga menyarankan agar rutin mengoleskan pelembap di area perut setiap hari untuk membantu mencegah dan mengurangi stretch mark. Krim khusus stretch mark biasanya mengandung bahan-bahan pelembap seperti cocoa butter dan shea butter.

Jika jerawat menjadi masalah utama, kamu bisa coba menggunakan pimple patch. “Patch ini mengandung hydrocolloid yang menyerap kelembapan dari jerawat dan membantu mengecilkan ukurannya,” kata Camp.

Sementara itu, Kerry Benjamin menyarankan agar tetap melakukan eksfoliasi ringan 2–3 kali seminggu. “Ini membantu mengangkat sel kulit mati, mencegah jerawat, dan membuat produk skincare bekerja lebih efektif,” jelasnya.

Eileen Feighny juga menambahkan, jika ingin eksfoliasi kamu dapat memilih asam glikolat. Adapun Asam laktat yang termasuk AHA juga aman digunakan selama hamil.

Semoga panduan perawatan kulit selama hamil ini bisa membantu.

Pilihan Editor: Dear Calon Pengantin, 7 Perawatan Kulit Ini Mesti Kamu Hindari

DINI AGHNNY KHOIRIYAH I BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |