Pakistan Uji Coba Rudal Balistik di Tengah Ketegangan dengan India

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan melakukan "latihan peluncuran yang sukses” terhadap rudal balistik permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan 450 kilometer, kata militer pada Sabtu.

Angkatan Darat Pakistan menyatakan bahwa peluncuran tersebut bertujuan untuk memastikan kesiapan operasional pasukan dan memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi canggih rudal serta fitur manuver yang ditingkatkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, dan pimpinan militer menyampaikan ucapan selamat kepada pasukan, ilmuwan, dan insinyur yang berpartisipasi atas keberhasilan peluncuran rudal tersebut.

"Mereka menyatakan keyakinan penuh terhadap kesiapan operasional dan kecakapan teknis Pasukan Strategis Pakistan untuk memastikan penangkalan minimum yang kredibel serta menjaga keamanan nasional terhadap segala bentuk agresi," menurut pernyataan tersebut seperti dilansir Aljazeera.

Peluncuran rudal terbaru ini terjadi saat meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India yang sama-sama memiliki senjata nuklir, sejak serangan 22 April di kawasan wisata Pahalgam di Kashmir yang dikelola India.

India menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut dengan mengatakan insiden itu memiliki “kaitan lintas batas,” namun Islamabad membantahnya.

Namun demikian, Pakistan menawarkan penyelidikan yang tidak memihak di bawah pengawasan pihak ketiga.

Uji coba rudal balistik itu dilakukan tiga hari setelah Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad memiliki "informasi intelijen yang kredibel" bahwa India bermaksud melancarkan serangan militer dalam waktu 24 hingga 36 jam.

Ini sebagai tanggapan atas tewasnya 25 wisatawan pria dan seorang warga Kashmir bulan lalu di wilayah Kashmir yang dikelola India.

India dan Pakistan sama-sama mengklaim seluruh wilayah Kashmir, tetapi menguasai sebagian wilayah tersebut. Ketegangan antara kedua negara telah meningkat tajam terkait masalah ini sejak mereka merdeka dari kekuasaan Inggris pada 1947.

New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan pada 22 April di daerah Pahalgam oleh tersangka pemberontak Kashmir. Mereka menuduh bahwa warga negara Pakistan terlibat dalam pembunuhan tersebut. Pakistan telah membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa ia telah memberikan "kebebasan operasional penuh" kepada militernya untuk menanggapi, karena ia berjanji untuk mengejar mereka yang telah mendukung serangan tersebut "sampai ke ujung bumi".

Menteri Pakistan Tarar mengatakan para pemimpin India ingin menggunakan serangan Pahalgam sebagai "dalih palsu" untuk menyerang Pakistan.

Pada Jumat, Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Jenderal Syed Asim Munir memimpin pertemuan dengan para komandan tertingginya tentang "kebuntuan Pakistan-India saat ini", kata sebuah pernyataan militer.

Sejak serangan itu – yang paling mematikan di Kashmir terhadap warga sipil dalam beberapa tahun – India dan Pakistan telah saling membalas sindiran diplomatik dan pengusiran, dan menutup penyeberangan perbatasan. India juga menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Perairan Indus tahun 1960 dengan Pakistan.

Kedua negara bersenjata nuklir itu juga saling tembak di sepanjang Garis Kontrol (LoC) yang dimiliterisasi, perbatasan de facto yang membagi Kashmir di antara mereka. Sementara Pakistan telah mengancam untuk menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Simla tahun 1972 yang mendukung LoC.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |