Negara-negara yang memiliki Giant Sea Wall

1 month ago 41

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah negara di dunia telah membangun Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa sebagai upaya perlindungan terhadap erosi pantai dan ancaman banjir rob.

Infrastruktur ini berperan penting dalam menanggulangi dampak perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, serta mitigasi bencana alam. Beberapa negara yang telah menerapkan sistem ini adalah Korea Selatan, Belanda, Italia, dan Indonesia.

1. Korea Selatan

Korea Selatan memiliki Giant Sea Wall yang dikenal sebagai Saemangeum Seawall. Struktur ini merupakan tanggul laut terpanjang di dunia dengan panjang sekitar 33,9 kilometer dan terletak di pesisir barat negara tersebut.

Baca juga: Apa itu Giant Sea Wall? beserta fungsi dan sebagainya

Saemangeum Seawall dibangun untuk mendukung sektor pertanian dengan menyediakan lahan baru serta mengamankan pasokan air baku. Selain itu, proyek ini juga dimanfaatkan untuk pengembangan industri dan pariwisata di kawasan pesisir.

2. Belanda

Belanda dikenal sebagai negara yang memiliki keahlian tinggi dalam pengelolaan banjir dan pembangunan tanggul laut. Salah satu proyek perlindungan pantai terbesar di negara ini adalah Delta Works, sebuah sistem kompleks yang terdiri dari bendungan, pintu air, dan dinding laut.

Delta Works dibangun sebagai respons terhadap bencana banjir dahsyat tahun 1953 yang menewaskan ribuan orang. Dengan adanya sistem ini, Belanda mampu melindungi wilayah pesisirnya dari ancaman kenaikan muka air laut dan badai.

3. Italia

Italia memiliki proyek MOSE (Modulo Sperimentale Elettromeccanico), yaitu sistem perlindungan yang terdiri dari serangkaian pintu air raksasa untuk melindungi Kota Venesia dari banjir akibat pasang surut. MOSE dirancang untuk mengatasi dampak fenomena "acqua alta" yang sering menyebabkan genangan air di Venesia.

Proyek ini mulai diuji coba pada tahun 2020 dan diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang bagi kota bersejarah tersebut.

Baca juga: Anggota Komisi IV dukung Giant Sea Wall sebagai solusi cegah abrasi

4. Indonesia

Di Indonesia, proyek Giant Sea Wall diwujudkan melalui pembangunan The Great Sea Wall Jakarta yang merupakan bagian dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Tanggul laut raksasa ini memiliki panjang sekitar 32 kilometer dan dibangun di pesisir Jakarta Utara untuk melindungi kota dari ancaman banjir rob serta mencegah masuknya air laut ke daratan yang lebih rendah.

Menurut data World Economic Forum (WEF) 2024, permukaan tanah di Jakarta mengalami penurunan rata-rata 17 cm per tahun, menjadikannya salah satu kota paling rentan terhadap risiko tenggelam. Oleh karena itu, The Great Sea Wall Jakarta diharapkan menjadi solusi infrastruktur yang dapat meningkatkan ketahanan ibu kota terhadap perubahan iklim.

Tantangan dan dampak pembangunan Giant Sea Wall

Meskipun memiliki banyak manfaat, pembangunan Giant Sea Wall di berbagai negara menghadapi tantangan yang tidak sedikit. Dari sisi ekonomi, biaya pembangunan dan pemeliharaan struktur ini sangat besar, sering kali mencapai miliaran dolar AS.

Pendanaan proyek biasanya melibatkan kerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah asing yang memiliki keahlian di bidang rekayasa pesisir.

Dari sisi lingkungan, para ahli dan aktivis khawatir bahwa proyek tanggul laut raksasa dapat mengganggu ekosistem pesisir. Perubahan arus laut, aliran sungai, serta dampak terhadap habitat laut menjadi perhatian utama dalam perencanaan proyek semacam ini.

Di beberapa kasus, pembangunan tanggul juga dapat mempercepat proses reklamasi pantai, yang dapat berdampak pada keseimbangan ekologi.

Baca juga: KKP sebut "Giant Mangrove Wall" Jakarta miliki banyak manfaat

Baca juga: Presiden sebut beri tugas berat untuk AHY, termasuk "giant sea wall"

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |