FESTIVAL Film Perempuan Internasional Aswan (AIWFF) edisi terbaru berfokus kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dengan menayangkan 72 film dari sekitar 30 negara. Adapun panel-panel membahas berbagai tantangan sosial yang dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia, dikutip dari Antara, Senin, 5 Mei 2025. AIWFF berlangsung pada 2 Mei hingga 7 Mei.
Festival ini juga diisi dengan diskusi publik tentang berbagai topik seperti dukungan institusional hak-hak perempuan dan sejarah perempuan Mesir dalam seni visual.
Tentang AIWFF
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Festival Film Perempuan Internasional Aswan diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata Mesir dalam naungan National Council for Women and Cinema Professions Syndicate Dikutip dari Egyptian Streets, AIWFF adalah festival film perempuan pertama di Mesir, festival internasional pertama yang diadakan di Mesir Hulu, dan festival film Mesir pertama yang mengkhususkan diri dalam lokakarya untuk kaum muda di Aswan.
Festival ini didedikasikan untuk menyoroti dan memperjuangkan pentingnya peran perempuan. Festival ini disponsori oleh Dewan Nasional Mesir untuk Perempuan dan didanai bersama oleh Uni Eropa (UE). Laporan Cairo360, AIWFF bergantung terhadap relawan, banyak pemuda Aswan mengajukan diri untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan program festival.
Selain lokakarya dan pemutaran film, AIWFF juga menyelenggarakan Nut Forum for Women's Issues tempat mereka menghadirkan para cendekiawan untuk membahas isu-isu yang dihadapi para perempuan muda.
Direktur AIWFF Hassan Abu Al-Ela mengatakan bahwa festival ini menggunakan sinema untuk menyoroti perjuangan perempuan, tidak hanya di Mesir tetapi juga di seluruh dunia. "Nut Forum dihadiri oleh para pakar dan seniman untuk menjawab tantangan-tantangan nyata," katanya.
Pemutaran film dan diskusi di alun-alun utama dan perpustakaan umum Aswan. Kompetisi-kompetisi menampilkan 10 film panjang dan 20 film pendek dari berbagai negara, termasuk Nigeria, Uni Emirat Arab, Swiss, dan Argentina. Adapun tema-temanya berfokus realitas sosial dan politik kaum perempuan.