TEMPO.CO, Jakarta - Konklaf pemilihan Paus baru pengganti Paus Fransiskus akan dimulai pada 7 Mei 2025 di Kapel Sistina Vatikan. Momen ini menjadi salah satu yang paling dinanti umat Katolik dunia. Banyak yang ingin berada di sana selama proses itu, meskipun konklaf berlangsung tertutup dan sangat rahasia.
Melansir dari Forbes, pencarian penerbangan menuju Roma untuk periode 5-14 Mei 2025 melonjak drastis. Misal, peningkatan jadwal terbang dari Amerika bisa mencapai lebih dari 345 persen, bahkan dari Meksiko meningkat hingga 1.000 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konklaf kali ini berlangsung bertepatan dengan tahun Yubileum yang menarik banyak peziarah dan turis berkunjung ke Kota Vatikan. Ribuan orang akan memadati lapangan Santo Petrus untuk menyaksikan ritual suci itu, sampai munculnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina, menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.
Proses Pemilihan Paus
Konklaf merupakan proses pemilihan Paus yang berlangsung sejak Abad Pertengahan. Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak dalam pemungutan suara secara rahasia. Tahun ini, ada 133 kardinal yang akan berkumpul di Kapel Sistina, tempat berlangsungnya Konklaf sejak abad ke-15. Selama proses berlangsung, para kardinal akan tinggal sementara di Domus Sanctae Marthae yang berada di sisi selatan Basilika Santo Petrus, tempat kardinal senior akan muncul setelah Paus baru terpilih.
Meski berlangsung tertutup, konklaf ini menarik perhatian wisatawan yang ingin menyaksikan asap yang keluar dari Kapel Sistina selama proses berlangsung. Jika belum ada kandidat mendapat dua pertiga suara, asap hitam akan mengepul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan belum ada Paus baru. Sebaliknya, saat suara mayoritas telah dicapai, asap putih akan keluar dari cerobong tersebut, yang akan disambut meriah oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Mengutip dari History, sebelum 1958, asap putih dihasilkan dari pembakaran surat suara bersama dengan Jerami basah. Namun, hasil pembakaran itu kerap kali mengeluarkan asap abu-abu yang sulit diinterpretasi. Maka sejak 1963, ditambahkan bahan kimia khusus untuk menghasilkan warna asap yang jelas; klorat kalium, laktosa, dan kolofonium untuk asap putih; perklorat kalium, antrasena, dan belerang untuk asap hitam.
Bersamaan dengan keluarnya asap putih dan terdengarnya bunyi lonceng, kardinal senior akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan melantangkan “Habemus Papam!” (Kita memiliki Paus!) Setelahnya, Paus baru menyambut umat yang telah menanti, dan memberikan berkat apostolik pertamanya untuk mereka.
Wisata di Vatikan selama Konklaf
Pengunjung diperbolehkan untuk menanti kehadiran Paus baru dari lapangan Santo Petrus, namun pihak otoritas Roma dan Vatikan akan membatasi atau menutup akses-akses ke lokasi tertentu, seperti Kapel Sistina. Selama konklaf berlangsung, pengunjung tidak dapat memasuki bangunan tersebut untuk alasan keamanan dan menjamin kerahasiaan.
Bahkan, bila merujuk ANSA, pengacau sinyal militer akan digunakan untuk memutus komunikasi di sekitar wilayah Kapel Sistina. Kemudian, terdapat pos pemeriksaan di sejumlah titik Basilika Santo Petrus. Langkah ini mencerminkan upaya pihak otoritas dalam menjamin integritas proses pemilihan Paus berlangsung.
Akan tetapi, bila melihat dokumentasi yang termuat di Boston, para pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan lainnya, selagi menanti Paus baru terpilih seperti pada 2013 lalu, seperti berinteraksi dengan sesama pengunjung, melihat/membeli cendera mata, dan menikmati fresko di langit-langit Gereja Santo Ignatius.
Bukan Sekadar Wisata Religi
Menyaksikan konklaf dari dekat merupakan pengalaman yang tak tergantikan, khusunya bagi umat Katolik. Bukan hanya merasakan perjalanan spiritual, melainkan para pengunjung dapat menyaksikan secara langsung sejarah dari jantung Gereja Katolik.
Konklaf bukan sekadar memilih pemimpin geraja. Peristiwa ini juga mempertemukan iman, harapan, dan menjaga berlangsungnya tradisi Katolik selama ribuan tahun.