Keluarga Minta Kapolri Bentuk Tim Pencari Fakta Hilangnya Iptu Tomi

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Keluarga eks Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim pencari fakta terkait peristiwa hilangnya Tomi.

Hal itu disampaikan rombongan keluarga Tomi saat mendatangi Gedung Bareskrim Polri pada Rabu (14/5). Adik kandung Tomi, Monterry Marbun, berharap tim pencari fakta independen dapat memeriksa Kapolres serta Anggota Polres Teluk Bintuni terkait hilangnya Tomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena sampai hari ini kami belum mendapat hasil dari Biro Paminal yang katanya sudah membentuk tim pencari fakta yang turun ke Teluk Bintuni," ujarnya kepada pewarta di lokasi.

Monterry mendesak Mabes Polri untuk mengusut tuntas kasus ini dengan seterang-terangnya. Ia berpendapat operasi Alfa Bravo Moskona 2025 yang dilakukan 510 personel sejak 20 April tidak berjalan dengan baik.

Hal itu dikarenakan, kata dia, pencarian tidak dilakukan di titik terakhir hilangnya Tomi di Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, ia menyebut olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dilakukan pada lokasi yang berjarak 8 kilometr dari titik hanyut Tomi.

"Jadi percuma, menurut saya sebagai keluarga yang ikut langsung ke TKP, tidak ada gunanya pencarian itu," tuturnya.

Polda Papua Barat resmi menutup operasi pencarian terhadap Iptu Tomi yang diumumkan Kamis (1/5). Polda Papua Barat menyatakan telah mengerahkan kemampuan terbaik mencari anggotanya yang hilang.

"Dengan hati penuh empati dan semangat kemanusiaan, Operasi SAR terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun resmi ditutup oleh Polda Papua Barat," demikian dikutip dari keterangan tertulis Polda Papua Barat, Kamis (1/5).

Dia merinci 86 orang ditugaskan mencari di zona hijau dan kuning, mencakup Yakora hingga Aranday dan Meyerga. Sebanyak 274 personel di bawah kendali Satgas Alfa Bravo Moskona 2025 diterjunkan di zona merah.

Sekitar 150 orang lainnya dikerahkan sebagai satuan tugas pendukung. Satgaa pendukung terdiri dari terdiri atas Satgas Intelijen, Satgas SAR, Satgas Tindak, Satgas Humas, dan Satgas Banops.

Johnny mengatakan pencarian Iptu Tomi Marbun mengalami sejumlah kendala, seperti cuaca ekstrem yang menyebabkan luapan sungai, keterbatasan akses komunikasi yang hanya bergantung pada jaringan satelit, hingga ancaman dari binatang buas.

"Walau belum menemukan hasil yang diharapkan, seluruh upaya kami dilakukan dengan penuh komitmen, kehati-hatian, dan semangat kemanusiaan. Kami tetap membuka ruang untuk informasi baru yang bisa ditindaklanjuti," ucap Johnny.

(tfq/chri)

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |