CNN Indonesia
Selasa, 27 Mei 2025 20:30 WIB

Seoul, CNN Indonesia --
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul membeberkan strategi menghadapi transisi pemerintahan baru Korea Selatan menyusul pemilihan umum (Pemilu) yang akan digelar.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul Zelda Wulan Kartika mengatakan sudah melakukan pendekatan ke pihak-pihak yang berpotensi memimpin Korsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dilakukan oleh KBRI tentunya melakukan pendekatan tetap dengan ruling party [partai berkuasa] yang sekarang, tapi juga melakukan pendekatan kepada pihak-pihak lainnya yang berkompetisi dalam pemilu nanti," kata Zelda kepada jurnalis Indonesia di gedung KBRI Seoul pada Senin (20/5).
Rulling party atau partai yang berkuasa saat ini adalah Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party/PPP). Mereka menjadi sorotan, setelah mantan Presiden Yoon Suk Yeol mendeklarasikan darurat militer pada Desember 2024. Saat itu, dia anggota partai berhaluan kanan tersebut.
Reporter CNNIndonesia.com berkesempatan mengunjungi Korsel sebagai bagian program Korea Selatan sebagai bagian dari program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea. Program ini digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation pada 18-24 Mei.
Tanggapan Zelda menjawab pertanyaan soal apakah ada persiapan dari KBRI terkait pemerintahan baru Korsel mengingat sebentar lagi negara tersebut menggelar pemilu.
Di kesempatan ini, dia juga menyebut KBRI sudah menyampaikan harapan ke pihak-pihak terkait. Namun, Zelda tak menjelaskan lebih rinci siapa saja pihak yang dimaksud.
"Dan kita juga sudah menyampaikan harapan-harapan supaya apabila nanti bergantian dengan pemerintahan, maka prioritas Korea Selatan, khusus untuk Southeast Asia, tetap ke Indonesia," ungkap Zelda.
Lebih lanjut, Zelda mengatakan banyak program atau kegiatan lain juga yang menguntungkan Indonesia dan Korea sehingga kerja sama perlu tetap dijaga.
"Dan kami mendapat informasi bahwa semuanya serba positif, jadi tetap pemerintahan, kalaupun nanti bergantian dengan pemerintahan, mereka tetap akan terus memprioritaskan Indonesia sebagai salah satu negara yang diprioritaskan," imbuh dia.
Korsel akan menggelar pemilu pada 3 Juni mendatang buntut drama darurat militer. Terdapat delapan calon presiden dalam kontestasi politik.
Beberapa di antaranya adalah Kim Moon So dari PPP dan Lee Jae Myung dari partai Demokratik yang merupakan oposisi di pemerintahan Yoon.
Salah satu jajak pendapat Gallup Korea melaporkan Lee mendapat dukungan 51 persen sementara Kim tertinggal jauh dengan 29 persen.
(isa/bac)