Kata Pramono Anung soal Masalah Ekonomi Dinilai Jadi Pemicu Tawuran

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut dirinya sudah mempelajari sejumlah faktor terjadinya tawuran di wilayah Jakarta. Menurut dia, umumnya warga yang terlibat tawuran ialah yang belum memiliki pekerjaan tetap.

Pramono pun menyatakan ia bertanggung jawab untuk memperbaiki persoalan yang menyebabkan maraknya tawuran. “Sebagai Gubernur Jakarta, saya tidak mau ngomongin tempat lain, tetapi saya bertanggung jawab terhadap warga Jakarta untuk memperbaiki itu,” ucap Pramono di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 13 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, ia menyoroti tidak termanfaatkannya sarana olahraga dan fasilitas umum lainnya. Hal ini, menurut Pramono, mengakibatkan potensi warga tidak tersalurkan dan justru menyebabkan terjadinya tawuran. 

Menyoal penyelesaian masalah tawuran, Pramono menekankan pentingnya pendekatan kultural dan keagamaan, dibandingkan sekadar menyalahkan warga yang terlibat. “Tidak bisa hanya menyalahkan saja. Karena menurut saya cara-cara seperti itulah yang saya mau kasihkan, dengan demikian ada pendekatan kultural, keagamaan, orang dihargai,” ujar dia. 

Sementara itu, untuk mengatasi persoalan tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan, Pramono menggagas program ‘Manggarai Bersholawat’. Dia menyebutkan, penyelesaian masalah tawuran harus dilakukan secara substantif guna mencari akar permasalahannya. 

Program tersebut, tutur Pramono, merupakan upaya mengatasi tawuran melalui pendekatan kultural dan keagamaan. Nantinya program itu akan melibatkan kelompok warga yang selama ini berkonflik. 

“Saya akan menggagas apa yang dinamakan Manggarai Bersholawat. Saya akan undang kelompok-kelompok yang bertikai di sana, ada RW 04, RW 05, RW berapa gitu, duduk bareng,” kata Pramono. 

Politikus PDI Perjuangan itu juga menyampaikan kemungkinan program serupa diperluas ke wilayah Jakarta lainnya. Sementara ihwal teknis pelaksanaan program selawat bersama tersebut, Pramono hanya menegaskan bahwa pendekatannya akan disesuaikan dengan karakter masyarakat sekitar. Ia menyebutkan bahwa mayoritas warga Manggarai beragama Islam. “Salatnya rajin, tapi tawuran juga sering. Sehingga dengan demikian, ini untuk didamaikan bersama-sama,” kata dia.

Sebelumnya, tawuran kembali pecah di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, pada Ahad malam, 4 Mei 2025. Peristiwa bentrok antarwarga Jakarta ini adalah untuk kali ke sekian yang terjadi di bilangan tersebut. Berdasarkan penelusuran Tempo, tawuran Manggarai memang nyaris terjadi saban tahun.

Menurut Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Ade Rahmat Idnal, tawuran di kawasan Manggarai sudah membudaya sejak 1970-an. Ade mengatakan, penyulutnya beragam, tapi umumnya karena alasan sepele. Mulai dari masalah petasan, masalah tak sengaja bersenggolan di jalan, hingga masalah perempuan.

“Kalau dicari di Google kan itu sejak 1970. Ya kadang karena masalah kecil, masalah petasan, masalah senggolan, kadang masalah cewek,” kata Ade kepada awak media, Jumat, 9 Mei 2025.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |