Kamboja Setuju Gencatan Senjata dengan Thailand Usai Diultimatum Trump

5 hours ago 2

CNN Indonesia

Minggu, 27 Jul 2025 12:05 WIB

Trump mengultimatum Kamboja dan Thailand untuk segera menyepakati gencatan senjata jika ingin melanjutkan negosiasi tarif dengan Washington. Trump mengultimatum Kamboja dan Thailand untuk segera menyepakati gencatan senjata jika ingin melanjutkan negosiasi tarif dengan Washington. (Foto: AFP/STR)

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengumumkan negaranya setuju untuk gencatan senjata dengan Thailand pada Minggu (27/7).

Dalam unggahan di Facebook, Hun Manet mengatakan bahwa Kamboja sepenuhnya mendukung gencatan senjata segera dan tanpa syarat menyusul konflik di perbatasan Thailand-Kamboja yang telah menewaskan sejumlah warga sipil di kedua belah pihak.

Hun Manet menyampaikan ini usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump meneleponnya pada Sabtu (26/7) malam. Dalam percakapan telepon itu, Trump mengultimatum Kamboja, serta Thailand, untuk segera menyepakati gencatan senjata jika ingin melanjutkan negosiasi dengan Washington terkait tarif impor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya telah menyampaikan dengan tegas kepada Yang Terhormat Presiden Donald Trump bahwa Kamboja menyetujui usulan gencatan senjata segera dan tanpa syarat antara kedua angkatan bersenjata," kata Hun Manet dalam akun Samdech Thipadei Hun Manet, Prime Minister of Cambodia.

"Bahkan, saya juga sudah menyampaikan hal ini kepada Yang Mulia Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia dan Ketua ASEAN saat ini, pada 24 Juli 2025," lanjut Hun Manet.

Dalam pernyataannya, Hun Manet juga menyebut Trump meyakinkannya bahwa Thailand telah bersedia untuk gencatan senjata usai bicara dengan Perdana Menteri sementara Phumtham Wechayachai.

"Ini merupakan kabar baik bagi tentara dan rakyat kedua negara. Saya berharap pihak Thailand tidak akan mengubah sikap mereka seperti yang mereka lakukan terhadap upaya Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada 24 Juli," ucap Hun Manet.

Thailand dan Kamboja saling serang sejak Kamis (24/7) usai militer kedua negara terlibat baku tembak di perbatasan.

Perang kedua negara itu lantas meluas hingga ke enam wilayah dan menewaskan sedikitnya 33 orang di kedua belah pihak.

Thailand telah menyatakan setuju untuk memulai negosiasi gencatan senjata guna mengakhiri pertempuran paling mematikan dalam satu dekade itu.

"Thailand pada prinsipnya setuju untuk melakukan gencatan senjata," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand di X pada Sabtu (26/7), usai dihubungi Trump.

Sementara itu, Thailand juga telah mengklarifikasi tudingan Kamboja mengenai Bangkok menentang gencatan senjata yang ditawarkan Anwar.

Dalam pernyataan terpisah, Phumtham menyatakan negaranya tak keberatan dengan usulan Anwar. Namun, Bangkok ingin ada kejelasan lebih lanjut mengenai ketentuan gencatan senjata itu.

Ia menekankan Thailand pada prinsipnya menyetujui usulan Anwar dalam konflik ini. Ia hanya meminta komitmen konkret serta jaminan bahwa insiden serupa tak akan terjadi lagi di masa mendatang.

(blq/pta)

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |