Jadi Penasihat Trump, Elon Musk Diduga Konsumsi Ekstasi dan Ketamine

1 day ago 6

CNN Indonesia

Sabtu, 31 Mei 2025 19:05 WIB

CEO Tesla Elon Musk diduga mengonsumsi obat-obatan terlarang, seperti ekstasi, jamur psikedelik, hingga ketamine saat jadi penasihat Presiden AS Donald Trump. CEO Tesla Elon Musk kala menjadi penasehat Presiden AS Donald Trump. (AFP/ANGELA WEISS)

Jakarta, CNN Indonesia --

CEO Tesla Elon Musk diduga mengonsumsi sejumlah obat-obatan terlarang, seperti ekstasi, jamur psikedelik, hingga ketamine saat menjadi penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Berdasarkan keterangan sumber New York Times, dilansir The Guardian, Musk sering mengonsumsi obat-obatan itu. Bahkan, Musk dikabarkan mengalami gangguan kandung kemih.

Sumber anonim itu menyebut Musk mengonsumsi obat-obatan secara rutin saat mendampingi Trump kampanye. Kebiasaan itu semakin parah setelah Musk mendonasikan US$275 juta dan mendapatkan jabatan Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Elon Musk mundur dari jabatannya di pemerintahan Trump pada Rabu (28/5). Selama menjabat beberapa bulan, Musk menjadi sorotan karena perilaku yang tidak menentu, mulai dari hinaan terhadap anggota kabinet sampai salam ala Nazi yang kontroversial.

Di AS, ekstasi dikategorikan sebagai zat Schedule I tanpa penggunaan medis yang disetujui. Artinya, ekstasi dilarang sepenuhnya untuk pegawai federal. Meskipun Musk diklasifikasikan pegawai istimewa pemerintah dan tidak terikat aturan ketat yang sama dengan pegawai negeri biasa.

Sementara itu, ketamine secara hukum bisa dikategorikan zat Shedule III. Penggunaan ketamine untuk rekreasi atau mencampurnya dengan obat-obatan lain akan melanggar kebijakan tempat kerja federal.

Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Don Lemon pada Maret 2024, Musk mengakui konsumsi ketamine. Namun, dia mengklaim hanya mengonsumsi dua minggu sekali. Sumber New York Times mengkalim Musk mengonsumsi beberapa ketamine sehari.

Masih belum dapat dipastikan apakah Musk tetap mengonsumsi obat-obatan itu saat bekerja di Gedung Putih. Juru Bicara Gedung Putih Harrison Fields justru membela Musk saat ditanya mengenai isu tersebut.

"Sedikit CEO di Amerika mau meninggalkan kenyamanan jabatan mereka demi mengabdi ke pemerintah," ujarnya.

"Tapi Elon Musk melakukannya, bergabung dengan upaya pemerintahan Trump untuk mengurangi pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan. DOGE dan misi utamanya sekarang tertanam di dalam struktur pemerintahan federal dan lanjut mendorong efisiensi serta meyelamatkan dolar-dolar para pembayar pajak," ucapnya.

(dhf/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |