Hujan meteor Geminid 2025: Jadwal, fakta, dan tips untuk melihatnya

4 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Fenomena hujan meteor Geminid kembali menjadi salah satu peristiwa langit yang paling dinantikan setiap akhir tahun. Pada 2025, hujan meteor ini diperkirakan mencapai puncaknya dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga dapat diamati dari berbagai wilayah.

Untuk Anda yang ingin menikmati fenomena keindahan cahaya alami di langit malam, berikut jadwal lengkap, mengenal meteor Geminid, serta cara terbaik menyaksikan Hujan Meteor Geminid 2025. Berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Jadwal hujan meteor Geminid 2025

Hujan meteor Geminid merupakan salah satu peristiwa astronomi yang paling dinantikan di penghujung tahun. Untuk tahun 2025, fenomena ini diperkirakan muncul sejak 4 hingga 20 Desember, dengan puncak aktivitas berlangsung pada malam 13 atau 14 Desember.

Berdasarkan informasi dari International Meteor Organization (IMO), waktu puncak diprediksi terjadi pada pukul 08.00 UT atau sekitar 15.00 WIB. Meskipun puncak tersebut jatuh pada siang menjelang sore di Indonesia, aktivitas maksimum Geminid berlangsung cukup lama, yakni sekitar 6–10 jam. Karena itu, malam 13 menuju 14 Desember tetap menjadi waktu terbaik untuk menikmati fenomena ini.

Mengutip Time and Date, hujan meteor Geminid dapat mulai terlihat sejak sekitar pukul 21.00 WIB hingga menjelang subuh. Pada fase intensitas tertingginya, jumlah meteor yang melintas bisa mencapai sekitar 120 per jam, berasal dari arah rasi Gemini. Sumber material hujan meteor ini adalah asteroid Phaethon, yang membutuhkan sekitar 1,4 tahun untuk mengelilingi Matahari.

Fakta hujan meteor Geminid

Secara historis, Geminid dikenal sebagai salah satu hujan meteor paling terang dengan warna-warna yang tampak jelas, sebagian besar berkilau kekuningan. Kecepatannya juga lebih lambat dibandingkan hujan meteor seperti Perseid atau Leonid, sehingga membuatnya lebih mudah diamati.

Menurut IMO, fenomena ini terjadi ketika Bumi melewati jejak pecahan dari benda langit bernama 3200 Phaethon sebuah asteroid yang sering disebut “komet berbatu” karena memiliki karakteristik yang menyerupai komet meski tidak mengandung banyak es.

Ketika partikel-partikel kecil dari Phaethon memasuki atmosfer, gesekan membuatnya terbakar dan menghasilkan cahaya yang tampak sebagai meteor. Kilatan-kilatan ini terlihat datang dari rasi bintang Gemini, sehingga hujan meteor ini dikenal dengan nama Geminid.

Fenomena Geminid pertama kali tercatat pada tahun 1862, ketika jumlah meteor yang terlihat masih sangat sedikit. Aktivitasnya kemudian terus meningkat sepanjang akhir abad ke-19 hingga abad ke-20, dan kemungkinan mencapai intensitas tertingginya sekitar tahun 2000.

Waktu terbaik dan tips melihat hujan meteor Geminid 2025

Penampakan hujan meteor Geminid dapat mulai terlihat sebelum tengah malam. Umumnya, intensitas meteor paling tinggi terjadi menjelang pagi, karena pada waktu tersebut posisi Bumi sedang menghadap arah pergerakannya di orbit.

Selain itu, titik asal kemunculan meteor, biasanya berada pada posisi tertinggi menjelang fajar. Khusus Geminid, titik radiannya sudah mencapai sekitar 30 derajat sejak pukul 21.00 WIB dan mencapai posisi tertinggi sekitar pukul 02.00 WIB.

Agar pengamatan berjalan optimal, berikut tips untuk mengamatinya:

1. Cukup gunakan mata dan sedikit kesabaran: Untuk menikmati hujan meteor, Anda tidak perlu alat khusus. Cari posisi yang nyaman duduk atau berbaring lalu arahkan pandangan ke langit.

2. Pilih waktu yang tepat: Waktu ideal untuk melihat meteor adalah antara tengah malam hingga sebelum matahari terbit, saat jumlah meteor yang melintas umumnya lebih banyak.

3. Atur arah pandangan: Tidak perlu menatap langsung titik radian. Meteor yang muncul jauh dari radian sering kali meninggalkan jejak yang lebih panjang. Sebaiknya arahkan pandangan sekitar 45 derajat dari titik asalnya.

4. Cari lokasi yang gelap: Semakin sedikit polusi cahaya, semakin jelas meteor terlihat. Biarkan mata beradaptasi dengan kegelapan selama beberapa menit untuk mendapatkan hasil pengamatan terbaik.

Baca juga: Fenomena Cold Moon: Purnama akhir tahun yang indah di langit Desember

Baca juga: Fenomena astronomi menarik di langit Oktober 2025

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |