Hari Lipstik Sedunia: Mengulik Sejarah Unik Lipstik, Terbuat dari Lebah hingga Batu Mulia

8 hours ago 3

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah kamu, jika 29 Juli diperingati sebagai Hari Lipstik Sedunia? Menurut sebuah buku berjudul Read My Lips: A Cultural History of Lipstick, lipstik sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya terbuat dari pasta timah putih dan batu merah yang dihancurkan sebagai pewarnanya.

Kemudian, saat lipstik mulai menyebar di Eropa pada abad pertengahan, lipstik menjadi kontroversi. Penggunaannya dilarang, karena pada saat itu hukum dan tren diatur oleh petinggi agama. Bahkan, tak sedikit yang menganggap, penggunaannya disebut sebagai penyembah setan dan juga mengubah bagian tubuh yang merupakan ciptaan Tuhan.

Namun pada abad ke-16, kontroversi tentang lipstik pun mulai memudar dan menjadikan lipstik sebagai sesuatu yang penting untuk perempuan. Apalagi saat Elizabeth I mempopulerkan tren kulit pucat dan bibir merah

Lipstik, produk kosmetik yang kini dianggap wajib dalam rutinitas kecantikan, ternyata memiliki sejarah panjang yang kaya warna, budaya, dan makna. Dari simbol status sosial hingga bentuk ekspresi diri, berikut perjalanan evolusioner lipstik dari masa ke masa:

Ilustrasi memakai lipstick. Shutterstock

1. 4000 SM – Mesopotamia dan Sumeria

Lipstik pertama kali tercatat digunakan oleh wanita di Mesopotamia kuno. Mereka menghancurkan batu-batu mulia dan mencampurnya dengan bahan alami untuk mewarnai bibir dan mata. Di Sumeria, baik pria maupun wanita menggunakan pewarna dari serangga dan buah-buahan untuk mempercantik diri.

2. 3000 SM – Mesir Kuno

Cleopatra dikenal menggunakan lipstik dari kumbang cochineal dan semut yang dihaluskan, dicampur dengan lilin lebah dan bahan alami lainnya. Warna merah dianggap simbol kekuatan dan kekuasaan. Namun, beberapa formula awal lipstik mengandung timbal, yang ternyata beracun.

3. 1000 SM – Yunani dan Romawi

Di Yunani Kuno, lipstik dipakai oleh pelacur sebagai penanda profesi. Namun, di Romawi, pemakaian lipstik menandakan status sosial dan kekayaan. Wanita bangsawan menggunakan warna-warna cerah dari tanaman dan mineral.

4. Abad Pertengahan – Eropa

Di masa ini, gereja Katolik memengaruhi pandangan terhadap kosmetik. Lipstik dianggap simbol dosa dan kesombongan. Hanya kalangan tertentu yang masih menggunakannya secara diam-diam. Kulit pucat lebih diutamakan dibanding bibir berwarna.

5. Kerajaan Inggris

Ratu Elizabeth I memopulerkan tampilan wajah putih pucat dengan bibir merah menyala. Lipstik dibuat dari lilin lebah dan pewarna merah dari tanaman. Meski tetap dianggap kontroversial, ratu menjadi ikon kecantikan yang ditiru banyak perempuan bangsawan.

6. 1700–1800-an – Masa Pelarangan

Pada abad ke-18, lipstik kembali dilarang di banyak tempat. Di Inggris, wanita yang memakai lipstik bisa dituduh sebagai penyihir atau penipu karena dianggap bisa “menjebak” pria untuk menikah. Di Amerika, kosmetik hanya digunakan oleh aktris atau pekerja hiburan.

7. Awal 1900-an – Lipstik Modern Muncul

Lipstik mulai populer kembali di kalangan masyarakat luas. Maurice Levy menciptakan kemasan lipstik dalam bentuk tabung logam (push-up tube) pada 1915. Elizabeth Arden dan Helena Rubinstein mulai memproduksi lipstik secara massal.

8. 1920-an – Simbol Feminis dan Hollywood

Era flapper di Amerika membawa lipstik merah ke garis depan sebagai simbol pembebasan perempuan. Aktris Hollywood seperti Clara Bow menjadi ikon bibir merah. Lipstik kini menjadi pernyataan mode dan pemberdayaan.

9. 1950–1960-an – Glamour dan Eksperimen Warna

Marilyn Monroe dan Audrey Hepburn memopulerkan lipstik merah klasik. Merek-merek seperti Revlon dan Max Factor merilis berbagai warna dari merah, pink, hingga coral. Lipstik menjadi bagian penting dari tren mod, retro, dan glam.

10. 1970–1980-an – Inovasi dan Ekspresi Diri

Lipstik nude, metalik, hingga warna-warna eksentrik seperti biru dan hitam mulai muncul. Era punk dan rock memberi ruang bagi eksplorasi tampilan yang berani. Lipstik tidak lagi terbatas pada warna “normal”.

11. 1990–2000-an – Nude dan Matte Lipstick

Tren bergeser ke lipstik cokelat, nude, dan matte. Supermodel era 90-an seperti Naomi Campbell dan Cindy Crawford memopulerkan tampilan ini. Produk seperti MAC “Velvet Teddy” dan “Ruby Woo” jadi kultus kecantikan.

12. 2010–sekarang – Era Sosial Media dan Clean Beauty

Lipstik mendapat dorongan besar dari influencer dan YouTuber kecantikan. Liquid lipstick, transferproof, dan clean formula menjadi tren. Brand seperti Fenty Beauty, Rare Beauty, hingga lokal seperti BLP dan Somethinc menghadirkan lipstik dengan inklusivitas warna dan formula vegan-friendly.

Kini lipstik bukan hanya simbol kecantikan, tapi juga identitas, perlawanan, dan pilihan sadar. Ia bisa menjadi senjata, perisai, atau sekadar pelengkap gaya. Dari Cleopatra hingga Gen Z, lipstik terus membuktikan kekuatannya sebagai ikon lintas zaman.

Pilihan Editor:  Rayakan Hari Lipstik Sedunia, Ini 5 Rekomendasi Brand Lipstik Milik Artis yang Bisa Kamu Coba

SMITHSONIAN MAGAZINE | BRITISH MUSEUM ARCHIVES | ALLURE | REVLON

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |