Gus Ipul: Kader NU Harus Jadi Motor Bangsa dengan Dakwah Inovatif

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jendwral (Sekjen) PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menegaskan pentingnya peran kader Nahdlatul Ulama (NU) sebagai penggerak bangsa.

Dalam acara yang dihadiri 2.200 kader penggerak NU di Kendal, Jawa Tengah, Minggu (27/4), Gus Ipul menekankan bahwa kader NU harus menjadi benteng agama sekaligus benteng kebangsaan.

"Kader NU harus menjadi benteng agama sekaligus benteng kebangsaan, berakar pada akidah Ahlussunnah wal Jamaah, dan berbuah dalam kerja nyata untuk umat dan tanah air," kata Gus Ipul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara yang juga dihadiri oleh para kiai, ulama ininGus Ipul mengingatkan, menjadi kader NU bukan sekadar soal identitas organisasi, melainkan amanah besar untuk menjaga peradaban Islam Nusantara sekaligus membangun Indonesia yang adil, makmur, dan beradab.

Dalam pidatonya, Gus Ipul mengutip pesan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari tentang cinta tanah air sebagai bagian dari iman. Ia juga mengingatkan pentingnya inovasi sebagaimana diajarkan KH. Wahab Hasbullah, serta keseimbangan antara agama dan negara sebagaimana ditekankan KH. Bisri Syansuri.

Karena itu dia meminta agar seluruh kader NU tidak hanya aktif di masjid, tetapi juga di kampus, pabrik, pasar, hingga kantor pemerintahan, termasuk dunia maya.

Menurutnya, di era modern ini kader NU harus menjadi pelopor inovasi, bisa menguasai teknologi, dan memperkuat ekonomi umat, sambil tetap membawa semangat dakwah yang menghidupkan harapan dan persatuan.

"Indonesia adalah amanah, bukan hadiah. Menjaganya adalah ibadah, membangunnya adalah jihad. Setiap jengkal tanah air adalah hasil perjuangan para ulama dan pejuang terdahulu," tutur Gus Ipul.

Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga mengajak seluruh kader NU merapatkan barisan, memperkuat niat, serta terus berinovasi dalam berdakwah dengan akhlak mulia.

"Kita harus meneruskan model dakwah para ulama pendahulu kita. Dakwah yang merangkul, bukan memukul. Dakwah kita harus menghidupkan harapan, bukan menebar ketakutan," ucapnya.

"Dakwah kita menggunakan bahasa cinta, bukan bahasa marah. Dakwah yang mengajak, bukan mengejek. Dakwah yang mempersatukan, bukan memecah belah," kata dia.

(ory/ory)

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |