Guru Besar FKUI Minta Framing Buruk terhadap Profesi Dokter Dihentikan

9 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyerukan keprihatinannya terhadap sistem pendidikan kedokteran di Indonesia. Salah satu yang disorot ialah perihal framing buruk terhadap profesi dokter maupun tenaga kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guru besar FKUI Theddeus O.H. Prasetyono meminta agar kebiasaan melabeli buruk terhadap profesi dokter dihentikan. Menurut dia, pelabelan itu bisa menyebabkan penurunan kepercayaan pada dokter ataupun tenaga kesehatan Tanah Air.

"Dan ini dapat dimanfaatkan oleh pelayanan kesehatan negara lain," kata dia di Gedung FKUI, Jakarta, pada Jumat, 16 Mei 2025.

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menyatakan framing negatif terhadap tenaga kesehatan kerap dikaitkan dengan sejumlah kasus perundungan yang terjadi di program pendidikan dokter spesialis atau PPDS di perguruan tinggi. Dia mengeluhkan narasi miring itu justru kerap diulang-ulang meski kasusnya sudah terlampau lama.

"Misalnya berita tiga tahun lalu, diangkat lagi. Masalah bullying itu diputar terus, sehingga pendidikan dokter spesialis (dianggap) begitu menakutkan," ujarnya.

Ari juga menyoroti narasi yang menyebutkan pendidikan dokter spesialis hanya bisa diakses oleh orang kaya. Dia membantah anggapan tersebut. "Ini framing yang keliru dan sudah terjadi puluhan tahun," ucapnya.

Ari mencontohkan dirinya yang berasal dari keluarga pedagang. Dia mengatakan latar belakang ekonomi seseorang bukan menjadi faktor penghalang untuk menjadi dokter spesialis.

Selain itu, Ari mengatakan tidak semua peserta PPDS di perguruan tinggi berasal dari keluarga dokter maupun profesor. Menurut catatannya, jumlah peserta pendidikan dokter spesialis di UI yang berasal dari keluarga dokter atau akademisi tak lebih dari 10 persen. "Mayoritas peserta (PPDS) justru berasal dari keluarga non medis," katanya.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |