DPR Desak Transparansi Kasus Hilangnya Iptu Tomi Marbun di Papua Barat

16 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Yan Mandenas mendesak Polda Papua Barat transparan terkait kasus hilangnya Kasat Reskrim Teluk Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun saat mengejar KKB pada Desember 2024 lalu.

Yan menjelaskan operasi pencarian yang sudah ditutup ini seharusnya tak terpaku pada pencarian fisik Iptu Tomi melainkan pengumpulan informasi secara objektif melalui olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berharap operasi ini bukan sekadar pencarian, tetapi juga dilakukan investigasi menyeluruh. Pemeriksaan saksi-saksi harus dilakukan di tempat yang netral, seperti di Mabes Polri Jakarta, demi menghindari intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan di Papua Barat," kata Yan dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (2/5).

Yan menduga ada upaya intimidasi yang dilakukan oleh pejabat kepolisian di Polda Papua Barat terhadap saksi-saksi yang membuat mereka tidak bebas memberikan keterangan.

Yan yang ditugaskan mengawal kasus ini di Komisi III DPR mendesak Mabes Polri mengambil langkah tegas terhadap pejabat kepolisian di Polda Papua Barat agar hasil pencarian transparan.

"Kalau Kapolda Papua Barat dan Mabes Polri serius membongkar kasus ini, harus nonaktifkan Kabid Propam Polda Papua Barat dulu. Setelah itu, jalankan proses dengan transparan tanpa melindungi siapa pun. Hal Ini penting untuk memberikan kejelasan bagi publik, keluarga Iptu Tomi Marbun, dan menjaga stabilitas di Papua," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengimbau aparat tidak memainkan persepsi publik terkait insiden penembakan terhadap Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey ketika ikut mencari Iptu Tomi.

"Masyarakat tidak pernah merasa diteror. Jadi kalau kemudian ada kontak senjata setelah operasi dimulai, muncul persepsi bahwa ini bisa jadi cipta kondisi yang di lakukan, bukan murni perlawanan dari Kelompok KKB. Persepsi ini muncul dari para tokoh masyarakat dan LSM setempat," ujarnya.

Sebelumnya, Polda Papua Barat resmi menutup operasi pencarian terhadap Iptu Tomi yang diumumkan Kamis (1/5). Polda Papua Barat menyatakan telah mengerahkan kemampuan terbaik mencari anggotanya yang hilang.

"Dengan hati penuh empati dan semangat kemanusiaan, Operasi SAR terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun resmi ditutup oleh Polda Papua Barat," demikian dikutip dari keterangan tertulis Polda Papua Barat, Kamis (1/5).

Dia merinci 86 orang ditugaskan mencari di zona hijau dan kuning, mencakup Yakora hingga Aranday dan Meyerga. Sebanyak 274 personel di bawah kendali Satgas Alfa Bravo Moskona 2025 diterjunkan di zona merah.

Sekitar 150 orang lainnya dikerahkan sebagai satuan tugas pendukung. Satgas pendukung terdiri dari terdiri atas Satgas Intelijen, Satgas SAR, Satgas Tindak, Satgas Humas, dan Satgas Banops.

Johnny mengatakan pencarian Iptu Tomi mengalami sejumlah kendala, seperti cuaca ekstrem yang menyebabkan luapan sungai, keterbatasan akses komunikasi yang hanya bergantung pada jaringan satelit, hingga ancaman dari binatang buas.

"Walau belum menemukan hasil yang diharapkan, seluruh upaya kami dilakukan dengan penuh komitmen, kehati-hatian, dan semangat kemanusiaan. Kami tetap membuka ruang untuk informasi baru yang bisa ditindaklanjuti," ucap Johnny.

(fra/mab/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |