Dokter Bedah Pedofil Lecehkan 299 Korban Dihukum Bui 20 Tahun

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Joël Le Scouarnec, seorang pedofil, dokter bedah 74 tahun yang sudah pensiun, dijatuhi hukuman penjara maksimum 20 tahun pada Rabu (28/5) oleh pengadilan Prancis. Dia dihukum karena mengakui telah memperkosa dan melakukan kekerasan seksual terhadap 299 korban.

Keputusan hakim itu mengikuti rekomendasi jaksa penuntut umum mengenai lama hukuman. Pengadilan memerintahkan Le Scouarnec menjalani setidaknya dua pertiga hukuman itu sebelum dia memenuhi syarat untuk dibebaskan.

Sebelum diputuskan demikian Le Scouarnec sudah menjalani hukuman penjara selama 15 tahun setelah divonis pada 2020 atas pemerkosaan dan penyerangan seksual terhadap empat anak, termasuk dua keponakan perempuannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hukum Prancis, hukuman akan dijalankan bersamaan dan Le Scouarnec hanya boleh menjalani masa hukuman tambahan setelah masa hukuman pertama selesai.

Solène Podevin Favre, presiden kelompok advokasi untuk anak-anak korban inses dan kejahatan seksual lainnya, menyatakan terkejut atas vonis terbaru.

"Itu hukuman maksimal, tentu saja," katanya.

"Tapi itu hukuman paling ringan yang kami harapkan. Dalam enam tahun, dia berpotensi dibebaskan. Ini mengejutkan," ujar dia lagi.

Persidangan terbaru dimulai pada Februari lalu dan mengungkap pola pelecehan antara 1989 dan 2014. Sebagian besar korban adalah pasien rumah sakit yang tidak sadarkan diri atau dibius saat penyerangan.

Usia rata-rata korban adalah 11 tahun, di antara korban terdapat 158 anak laki-laki dan 141 anak perempuan.

Le Scouarnec telah mengakui semua pelecehan seksual yang dituduhkan oleh 299 pihak perdata, serta penyerangan lain yang kini telah melampaui batas waktu.

Dalam pengakuan yang mengejutkan selama persidangan, dia juga mengakui telah melakukan pelecehan seksual terhadap cucunya.

Tidak semua korban awalnya menyadari telah dilecehkan. Sebagian korban dihubungi penyidik setelah nama mereka muncul di jurnal yang ditulis Le Scouarnec, di mana ia dengan cermat mendokumentasikan kejahatannya.

Korban yang lain baru menyadari mereka telah dirawat di rumah sakit pada saat itu setelah memeriksa catatan medis. Dua korbannya bunuh diri beberapa tahun sebelum persidangan.

Dengan kedok prosedur medis, mantan ahli bedah perut dan pencernaan itu memanfaatkan momen ketika anak-anak sendirian di kamar rumah sakit mereka.

Metodenya adalah menyamarkan pelecehan seksual sebagai perawatan klinis, menargetkan pasien muda yang kemungkinan besar tidak mengingat kejadian tersebut.

Buku catatan, yang merinci pelecehan dalam bahasa grafis, telah menjadi inti dari kasus penuntutan.

"Saya tidak melihat mereka sebagai manusia," kata Le Scouarnec kepada pengadilan.

"Mereka adalah tujuan fantasi saya. Saat persidangan berlangsung, saya mulai melihat mereka sebagai individu, dengan emosi, kemarahan, penderitaan dan tekanan," ucap Le Scouarnec.

Ia mengatakan tindakan kekerasan pertamanya terjadi pada tahun 1985, ketika ia memperkosa keponakannya yang berusia 5 tahun.

Kasus ini pertama kali terungkap pada April 2017, ketika seorang tetangga berusia 6 tahun memberi tahu ibunya bahwa pria di sebelahnya telah memperlihatkan tubuhnya dan menyentuhnya melalui pagar yang memisahkan rumah mereka.

Penggeledahan di rumahnya menemukan lebih dari 300.000 foto, 650 berkas video pedofil, zoofilik, skatologis, serta buku catatan tempat ia menggambarkan dirinya sebagai seorang pedofil dan merinci tindakannya.

Sidang ketiga diharapkan akan diadakan dalam beberapa tahun mendatang, menyusul munculnya tuduhan baru selama persidangan ini, termasuk pelecehan lebih lanjut yang melibatkan cucunya.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |