Cerita Omar Daniel dan Anantya Kirana Berperan dalam Waktu Maghrib 2

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Omar Daniel dan aktris Anantya Kirana kembali berperan dalam genre horor lewat Waktu Maghrib 2 yang dijadwalkan tayang pada Rabu, 28 Mei 2025. Dalam wawancara bersama Tempo di kawasan Palmerah Barat, Jakarta Barat pada Senin, 5 Mei lalu, keduanya menceritakan pengalaman mereka selama terlibat dalam film sekuel besutan sutradara Sidharta Tata tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film Waktu Maghrib 2 merupakan lanjutan dari Waktu Maghrib (2023) yang ditonton lebih dari 2,4 juta penonton. Sekuel ini berkisah 20 tahun setelah kejadian horor yang dialami Adi dan teman-temannya di Jatijajar. Kali ini, teror jin Ummu Sibyan berlanjut di Desa Giritirto.

Omar Daniel Menghidupkan Sosok Adi Dewasa

Omar Daniel berperan sebagai Adi dewasa, karakter yang dua dekade sebelumnya diperankan Ali Fikry dalam versi anak-anak. Aktor kelahiran 1995 ini mengaku memilih proyek ini karena rindu dengan atmosfer syuting film horor. "Kangen sebenarnya. Terakhir main film horor sudah cukup lama, kurang lebih sekitar 2 tahun,” tuturnya.

Pemeran film Waktu Maghrib 2, Omar Daniel ketika mengunjungi Kantor Tempo di Palmerah, Jakarta, 5 Mei 2025. Tempo/Ilham Balindra

Omar mengatakan bahwa ia mengetahui betul besarnya atensi yang diterima film Waktu Maghrib pertama, karena itu, ia sangat ingin terlibat dalam sekuelnya. Membawakan karakter Adi yang kini telah dewasa juga menjadi tantangan tersendiri. Namun, Omar menyebut sutradara Sidharta Tata memberinya kebebasan penuh dalam membentuk karakter Adi.

"Mas Tata memberikan waktu dan kebebasan untuk mengembangkan karakter Adi. Karena memang jeda waktunya cukup lama—20 tahun kemudian dari Adi kecil ke Adi dewasa," ujar Omar. Ia merinci, karakter Adi kali ini lebih banyak bergulat dengan trauma masa kecilnya. Untuk riset, ia tak perlu menyelam terlalu dalam karena karakter Adi digambarkan sebagai masyarakat biasa dari Yogyakarta. “Dia pekerja keras dan berusaha untuk melupakan masa lalunya yang kelam,” ucapnya. 

Anantya Kirana dan Kecintaan pada Horor

Aktris muda Anantya Kirana didapuk memerankan Wulan, salah satu tokoh utama remaja dalam film ini. Ia mengaku senang bisa kembali bermain di genre horor, terlebih setelah menonton dan menyukai film pertamanya. "Waktu Maghrib salah satu film horor Indonesia yang aku suka. Karena memang gore banget," ujarnya.

Pemeran film Waktu Maghrib 2, Anantya Kirana ketika mengunjungi Kantor Tempo di Palmerah, Jakarta, 5 Mei 2025. Tempo/Ilham Balindra

Anantya bercerita, Wulan merupakan salah satu tokoh utama yang mengalami kerasukan. Tantangan fisik pun tak terelakkan. Ia mengikuti workshop sling demi adegan yang mengharuskan tubuhnya terangkat dan jatuh dalam posisi tidak biasa. “Ada juga adegan aku kayak jatuh, tapi badanku lurus gitu. Jadi kayak hampir kena tanah tapi tegak badannya,” kata dia.

Perempuan kelahiran 2010 ini menyebut bahwa sekitar 70 persen dari perannya adalah adegan kesurupan. Untuk menggali referensi, ia menonton video yang diberikan oleh sang sutradara. Namun proses pendalaman karakter berlangsung singkat, hanya sekitar tiga hingga empat hari saat proses pembacaan naskah. “Cukup sulit. Tapi seru banget,” tuturnya. 

Namun, ia juga mengaku sempat merasa tertekan karena harus menyampaikan dialog dalam bahasa Jawa, yang dikenal kental dalam film pertamanya. “Apalagi saya bukan orang Jawa, baru belajar bahasa Jawa. Itu tekanannya di situ,” kata Anantya.

Sekuel yang Lebih Intens dan Kompleks

Dibandingkan dengan film pertama, Omar dan Anantya sepakat bahwa sekuel dari film produksi Rapi Films ini lebih intens dan penuh kejutan. “Tensi lebih tinggi pastinya. Di sini penonton bener-bener dibuat enggak bisa nafas,” ujar Omar. Ia menyebut Waktu Maghrib 2 sebagai film horor semi-realistis yang kaya akan elemen: dari mitos dan gore, hingga drama, komedi, dan sedikit romansa.

Anantya menambahkan bahwa aspek gore dan adegan mendebarkan juga lebih banyak. “Kejar-kejarannya lebih intens,” ucapnya. Namun, keduanya menyadari bahwa kesuksesan film pertama bisa menjadi beban ekspektasi. “Sebenarnya enggak bisa dibandingkan. Karena ceritanya juga benar-benar berbeda,” kata Omar menimpali.

Waktu Maghrib 2 mengambil latar 20 tahun setelah teror di Jatijajar. Kali ini, jin Ummu Sibyan kembali menghantui sekelompok anak di Desa Giritirto. Setelah menyumpahi lawan mereka dalam pertandingan sepak bola, teror tanpa ampun dimulai. Film ini ditulis oleh Khalid Khasogi, Bayu Kurnia, dan Sidharta Tata, yang juga duduk di kursi sutradara. Selain Omar dan Anantya, film ini dibintangi Sulthan Hamonangan, Ghazi Alhabsyi, Muzakki Ramdhan, Sadana Agung, Nopek Novian, Bagas Pratama Saputra, dan Fita Anggriani.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |