Cerita Mirip Satria Kumbara, Pria AS Menyesal Gabung Tentara Rusia

7 hours ago 3

CNN Indonesia

Minggu, 27 Jul 2025 07:50 WIB

Derek Huffman (46), seorang pria asal Texas, Amerika Serikat menyesal telah bergabung sebagai tentara Rusia. Ilustrasi. Derek Huffman (46), seorang pria asal Texas, Amerika Serikat menyesal telah bergabung sebagai tentara Rusia. REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO

Jakarta, CNN Indonesia --

Derek Huffman (46), seorang pria asal Texas, Amerika Serikat menyesal telah bergabung sebagai tentara Rusia. Cerita ini mirip dengan mantan prajurit Marinir TNI AL Satria Kumbara.

Melalui siaran Youtube istri Huffman, DeAnna mengatakan ia bersama keluarganya beserta tiga anak perempuan dan seekor anjing Huskynya memutuskan pindah ke Istra, kota kecil yang berjarak 40 km dari Moskow.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan ketika suaminya ditawari bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia, ia mengira akan dipekerjakan di bagian non tempur seperti tukang las atau koresponden perang.

Namun, kenyataannya ia malah dikirim di garis depan perang meski tidak memiliki pengalaman militer dan bahasa Rusia terbatas.

"Sayangnya, ketika Anda dilatih dalam bahasa yang tidak Anda mengerti, bagaimana Anda bisa benar-benar belajar?," kata DeAnna dalam sebuah vlog di saluran YouTube keluarga mereka yang dikutip dari Telegraph, Sabtu (26/7).

DeAnna merasa suaminya sengaja dilempar ke kawanan serigala. Sebab, hanya melalui pelatihan terbatas dan belum memahami bahasa Rusia secara fasih.

Dia mengatakan pesan terakhir Huffman diterima pada Juni dalam bentuk video satu menit mengenakan seragam militer, bertepatan dengan Hari Ayah di AS.

Dalam video dimaksud, Huffman menyampaikan kerinduan dan harapannya untuk bisa pulang sementara waktu.

Sejak saat itu, tidak ada lagi video atau foto terbaru dari Huffman. Meski demikian, keluarga meyakini Huffman baik-baik saja.

Keluarga Huffman memutuskan pindah ke Rusia pada 2023 karena kecewa terhadap sistem pendidikan di AS yang menurut mereka terlalu progresif. Mereka merasa tidak nyaman setelah anak perempuan mereka, Sophia, diperkenalkan dengan isu-isu LGBT di sekolah.

"Yang membuat kami memutuskan adalah ketika kami mengetahui Sophia belajar tentang lesbian dari teman sekelasnya. Ia tidak sepenuhnya mengerti, tapi bagi kami, itu sudah cukup untuk menyadari bahwa sesuatu harus diubah," kata Huffman kepada media Rusia, Russia Today.

(ryn/mik)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |