Apa itu Topan Ragasa yang menjadi badai terkuat di tahun 2025?

2 weeks ago 15

Jakarta (ANTARA) - Topan Ragasa menjadi badai terkuat yang terjadi di dunia pada tahun 2025. Badan meteorologi China sendiri menjuluki topan tersebut dengan dijuluki “Raja Badai”. Sementara di Filipina, topan ini disebut dengan "Nando".

Mengutip Observatorium Bumi NASA, topan super ini menduduki peringkat sebagai topan terkuat tahun ini karena memiliki kecepatan angin berkelanjutan yang mencapai lebih dari 145 knot (270 km atau 165 mil per jam) pada akhir 21 September. Hal itu menempatkannya dalam kategori "topan super" dan setara kekuatannya dengan skala badai Kategori 5.

Menurut definisi Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (AS), badai dengan kecepatan angin berkelanjutan 252 km/jam atau lebih tinggi diklasifikasikan sebagai badai Kategori 5.

Dengan Kategori 5 yang merupakan batas atas intensitas siklon tropis di wilayah tersebut, Topan Ragasa membawa potensi "kerusakan dahsyat" dengan ancaman gelombang badai yang tinggi, intensifikasi yang cepat, dan bahaya bagi jutaan orang di seluruh pulau dan pesisir.

Badai semacam itu dapat menyebabkan hampir kerusakan total pada bangunan, menumbangkan pohon-pohon besar, merobohkan tiang listrik, dan meninggalkan daerah terdampak tanpa air atau listrik untuk waktu yang lama, dengan kondisi kehidupan yang berpotensi tidak layak huni selama berbulan-bulan.

Baca juga: Tim penyelamat Filipina temukan jenazah 3 nelayan korban Topan Ragasa

Topan ini mulai muncul pada 18 September di Samudra Pasifik bagian barat, beberapa ratus mil di sebelah timur Filipina. Topan Ragasa lalu bergerak ke Cina bagian selatan dan Hong Kong, setelah lebih dulu membawa kehancuran ke sebagian wilayah Taiwan dan Filipina.

Mengutip The Standard, para ahli menghubungkan intensifikasi cepat Topan Ragasa dengan tiga faktor utama, yakni suhu permukaan laut yang luar biasa tinggi, geseran angin vertikal yang sangat rendah, dan kondisi kelembapan atmosfer yang ideal.

Topan Ragasa sedikitnya menyebabkan 14 orang tewas di Taiwan. Selain itu, lebih dari 124 orang dilaporkan hilang, dan ratusan orang lainnya terlantar setelah tanggul sebuah danau jebol akibat Topan Ragasa di Hualien, Taiwan. Adapun di seluruh Taiwan, lebih dari 7.600 orang dievakuasi karena Topan Ragasa.

Sementara itu di Hong Kong, 101 orang dirawat di rumah sakit karena cedera akibat Topan Ragasa yang terjadi hingga Rabu (24/9) malam waktu setempat, serta lebih dari 900 orang di evakuasi di penampungan sementara, dan sekitar 1.000 penerbangan terdampak.

Adapun hampir dua juta orang di China selatan dan ribuan orang di Filipina dievakuasi akibat topan tersebut. Topan Ragasa di Filipina juga menyebabkan 10 orang tewas, termasuk tujuh nelayan yang tenggelam ketika Topan Ragasa menyebabkan perahu mereka tenggelam di Provinsi Cagayan, dan dua nelayan lainnya dilaporkan masih hilang.

Baca juga: Ada topan super Ragasa, Hong Kong aktifkan peringatan cuaca tertinggi

Baca juga: Hong Kong turunkan tingkat peringatan seusai Topan Ragasa menjauh

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |