Jakarta (ANTARA) - Di era digital yang semakin terbuka, menjaga privasi menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang membagikan informasi pribadi di media sosial tanpa menyadari potensi risikonya.
Salah satu ancaman terbesar dalam dunia maya adalah doxing, yaitu tindakan mengungkap dan menyebarluaskan informasi pribadi seseorang tanpa izin. Tindakan ini dampaknya bisa sangat berbahaya, mulai dari pelecehan online hingga ancaman di dunia nyata. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana doxing terjadi serta cara mencegahnya agar identitas digital tetap aman.
Baca juga: Facebook diminta tegas tangani "doxing"
Apa itu doxing?
Doxing (berasal dari kata "dox", singkatan dari documents) adalah tindakan mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi pribadi seseorang secara publik tanpa izin. Informasi yang dikumpulkan dapat berupa:
- Nama lengkap
- Alamat rumah atau kantor
- Nomor telepon
- Email pribadi
- Data keuangan atau informasi pribadi lainnya
Metode yang digunakan pelaku doxing untuk mendapatkan informasi ini bisa beragam, seperti:
- Menganalisis data dari media sosial dan situs publik
- Meretas akun atau perangkat korban
- Melakukan rekayasa sosial (social engineering), yaitu manipulasi psikologis untuk mendapatkan informasi dari korban secara langsung
- Menggunakan basis data yang tersedia secara publik
Doxing sering dikaitkan dengan vigilantisme internet dan hacktivisme, di mana seseorang atau kelompok melakukan tindakan ini untuk mempermalukan, mengancam, atau menghukum individu tertentu karena alasan tertentu, seperti opini yang kontroversial atau aktivitas yang dianggap tidak pantas.
Baca juga: Coach Justin setop bahas Shin Tae-Yong karena dapat ancaman doxing
Cara melindungi diri dari doxing
1. Lindungi akun media sosial
Pastikan akun media sosial Anda dalam mode privat agar hanya orang tertentu yang dapat melihat informasi pribadi Anda. Hapus akun yang sudah tidak digunakan untuk mengurangi risiko kebocoran data. Hindari mengunggah informasi sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau tempat kerja. Batasi penggunaan fitur lokasi dalam unggahan atau aplikasi. Gunakan kata sandi yang kuat dan ubah secara berkala, serta aktifkan verifikasi dua langkah (2FA) untuk keamanan tambahan.
2. Berhati-hati dalam berbagi informasi
Jangan membagikan detail pribadi secara berlebihan di media sosial atau forum online. Hindari memasukkan informasi sensitif seperti tanggal lahir atau alamat rumah saat mendaftar di platform tertentu. Jika memungkinkan, gunakan nama samaran atau inisial untuk menjaga privasi dan melindungi identitas asli Anda.
Baca juga: Kriminal sepekan, pembunuh Sandy ditangkap hingga Bung Towel di-doxing
3. Gunakan keamanan tambahan
Manfaatkan VPN (Virtual Private Network) untuk menyembunyikan alamat IP asli saat berselancar di internet agar pelaku doxing tidak dapat melacak lokasi Anda. Hindari menggunakan koneksi Wi-Fi publik yang tidak aman, karena dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk mencuri data pribadi Anda.
4. Waspadai email phishing
Pelaku doxing sering menggunakan email phishing untuk menipu korban agar mengungkapkan informasi pribadi. Jangan klik tautan atau lampiran dari email yang mencurigakan, jangan membagikan informasi sensitif melalui email atau pesan online, dan selalu pastikan alamat email pengirim berasal dari sumber resmi sebelum memberikan data pribadi.
5. Hindari membagikan informasi sensitif secara online
Jangan pernah memposting informasi sensitif seperti alamat rumah, nomor telepon, atau data perbankan di internet. Hindari membagikan dokumen penting secara online tanpa perlindungan yang memadai. Ingat bahwa peretas dapat mencegat pesan email, jadi jangan sertakan informasi rahasia dalam komunikasi digital Anda.
Baca juga: Bung Towel duga diserang "doxing" akibat kritik
Baca juga: Kriminal Kemarin, Bung Towel diserang "doxing" hingga TPPO
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025