5 Efek Berbahaya Pendarahan Otak dan Tindakan yang Harus Dilakukan

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama Narasi TV, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf yang juga suami jurnalis dan pendiri Narasi TV, Najwa Shihab berpulang pada Selasa, 20 Mei 2025, pukul 14.29 WIB di RS Pusat Otak Nasional Jakarta Timur. Dilansir dari Antara, Selasa, 20 Mei 2025, Ibrahim diduga mengalami komplikasi karena stroke yang mengakibatkan pendarahan otak.

Adapun, pendarahan otak adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera. Sehingga, penting untuk memahami risiko, gejala, dan tindakan yang harus diambil jika mengalami kecurigaan terjadinya pendarahan otak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Cleveland Clinic, Dr. Paul Saphier, pakar bedah saraf dan Coaxial Neurosurgical Specialists di New Jersey, Amerika Serikat, menjelaskan bahaya pendarahan otak atau stroke hemoragik, yang menjadi 10-15 persen kasus stroke. Pendarahan otak menyebabkan genangan darah di antara otak dan tulang tengkorak, yang menghalangi oksigen mengalir ke otak. 

Perlu diketahui pendarahan otak memiliki beberapa gejala seperti sakit kepala parah yang tiba-tiba, mual, muntah, kebingungan, pusing, bicara tak jelas, mengantuk, dan kurang tenaga. Sementara untuk penyebab potensial pendarahan adalah trauma di kepala, penggumpalan darah, ada pembuluh darah yang lemah, tumor otak, dan hal-hal abnormal lainnya. 

Kondisi ini juga bisa terjadi akibat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan usia, jelas Saphier. Karena pendarahan otak dan kesehatan jantung saling terkait, Saphier menyebut menjaga kesehatan jantung sebagai cara untuk menurunkan risiko.

Efek dari Pendarahan Otak

Menurut WebMD, pendarahan otak berpotensi memberikan efek yang signifikan terhadap kesehatan dan fungsi otak seseorang hingga yang terburuk berisiko menyebabkan kematian.

1. Kerusakan otak

Perdarahan di dalam otak dapat merusak jaringan otak dan mengganggu fungsi normalnya. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan otot, gangguan bicara, gangguan penglihatan, atau bahkan kelumpuhan.

2. Kerusakan saraf

Dapat merusak saraf-saraf di sekitarnya, dengan gejala seperti sakit kepala parah, mual, muntah, kaku kuduk, dan kejang.

3. Gangguan kognitif

Memengaruhi fungsi kognitif seseorang, seperti memori, pemikiran, dan kemampuan berpikir. Seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat informasi, berkonsentrasi, atau membuat keputusan.

4. Disabilitas fisik

Dapat menyebabkan disabilitas fisik, seperti kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh atau kesulitan dalam bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Kematian

Adapun pendarahan otak yang tidak segera ditangani berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini membutuhkan perawatan medis segera untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih parah.

Pentingnya Penanganan Segera

Saphier mengatakan hampir 45 persen pasien pendarahan otak tak bisa bertahan hidup. Sementara sekitar sepertiga penderita tak bisa lagi kembali ke kondisi normal sebelum terjadi pendarahan. Pendarahan otak yang  tidak segera ditangani, membuka peluang terjadinya kerusakan permanen, termasuk kehilangan daya ingat, sulit bicara dan menelan, masalah kosrdinasi, bagian tubuh tertentu kebas atau lemas, kehilangan penglihatan, dan perubahan emosi.

Guna mengurangi risiko pendarahan otak, Cleveland Clinic menyarankan untuk menjaga tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menjaga berat badan yang sehat, membatasi minum alkohol, berhenti merokok, pola makan seimbang, dan berolahraga teratur.

"Prinsip umum yang sama minta pada pasien-pasien saya apapun aktivitas gaya hidup yang baik untuk jantung juga baik buat otak dan juga pembuluh darah," tutur Saphier kepada Fox News Digital.

Saphier  menambahkan, "jika punya riwayat keluarga aneurisma otak atau hemoragik, konsultasikan ke dokter yang meungkin menganjurkan skrining aneurisma otak dan pencegahan." 

Selain itu, jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, seperti sakit kepala parah, kehilangan kesadaran, atau gangguan neurologis lainnya, segeralah mencari pertolongan medis. Kesadaran akan pentingnya penanganan segera dapat memperbaiki prognosis dan membantu meminimalkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh pendarahan otak.

Putri Safira Pitaloka dan Yayuk Widiyarti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Kenali Gejala untuk Meminimalisir Faktor Risiko Pendarahan Otak

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |