CANTIKA.COM, Singapura - Shubshri Kandiah tak sekadar memerankan karakter ikonik Belle dari dongeng klasik Disney, di mana dalam gelaran Beauty and the Beast The Musical yang akan berlangsung pada 11 Desember 2025 hingga 25 Januari 2026 di Sands Theatre, Marina Bay, Singapura, ia akan membawa warna baru bagi karakter yang dicintai jutaan orang di seluruh dunia itu.
Dalam wawancara daring dengan Cantika, sang aktris menceritakan proses di balik layar yang menyenangkan, di mana ia bekerjasama dengan tim kreatif dari film animasinya. “Kami banyak dibimbing oleh tim kreatif asli dari film animasinya,” ujar Shubshri. “Itu luar biasa, karena mereka tahu esensi kisah ini dengan sangat dalam. Tapi tentu ada beberapa hal yang disesuaikan agar tetap relevan dengan penonton masa kini, misalnya, Belle kini tak lagi memakai celemek, dan dia juga mengenakan kacamata baca," tuturnya.
Pembaruan yang dilakukan pun menjadi cerminan semangat baru dalam produksi kali ini, namun tetap setia pada kisah klasiknya yang hadir dengan sentuhan modern juga lebih dekat dengan perempuan masa kini yang cerdas, mandiri, serta berani menjadi diri sendiri. Lebih lanjut Shubshri pun menyebut karakter Belle juga mencerminkan nilai-nilai yang ia yakini, “Saya merasa paling terhubung dengan sisi Belle yang tidak memedulikan penampilan luar dan lebih menghargai hubungan dengan keluarga dan teman-temannya,” ucapnya. “Itu juga cara saya memandang hidup.”
Brendan Xavier dan Shubshri Kandiah di Asia Launch Disney's Beauty and the Beast The Musical, di ArtScience Museum, Singapura, 14 Oktober 2025. Foto: Base Entertainment Asia
Bicara tentang Disney's Beauty and the Beast The Musical, gelaran ini dikenal sebagai pertunjukan musikal megah dengan tata panggung dan kostum spektakuler, juga melibatkan teknologi terkini dalam proses produksinya. Selain hal di atas, Shubshri ternyata membocorkan momen lain yang paling berkesan dan sangat ia sukai dari pertunjukkan ini. “Saya suka mendengar penonton bertanya-tanya bagaimana ‘sihir’ pertunjukan ini bisa terjadi. Disney memang punya cara unik dalam menciptakan keajaiban, dan penonton selalu terpesona karenanya," katanya.
Ketika diminta menggambarkan pengalaman tampil di musikal ini dalam tiga kata, Shubshri menjawab tanpa ragu, “Excitement, Magic, dan Friendship (or Love)," ungkapnya. “Tiga kata itu merangkum segalanya, apa yang saya rasakan di atas panggung, apa yang dirasakan penonton, dan apa yang paling penting dalam kisah ini maupun dalam hidup," tuturnya menjelaskan.
Pesan yang Dalam
Tak perlu diragukan bahwa kisah dongeng Beauty and the Beast memiliki ruang tersendiri di hati banyak orang dan balik kisah cinta antara Belle dan Beast, tersimpan pesan mendalam tentang bagaimana kita bisa melihat sesuatu lebih dari penampilan luar. Bagi Shubshri sendiri, pesan “beauty comes from within” bukan sekadar slogan, “Itu pengingat penting untuk selalu mendekati orang lain dan situasi apa pun dengan kebaikan,” tuturnya lembut.
Lantas, bagaimana jika Belle dan Beast hidup di era digital seperti sekarang? “Meski kita hidup di zaman serba digital, cinta dan empati sejati hanya bisa dirasakan lewat koneksi manusia. Mungkin mereka hanya akan saling berkirim pesan saat tak bisa bertemu, tapi esensinya tetap sama," jawab Shubshri.
Lebih lanjut, Shubshri mengungkap, bahwa selama memerankan Belle ia juga menemukan sesuatu yang baru tentang dirinya sendiri. “Saya menyadari bahwa buku benar-benar menjadi pelarian saya. Setelah hari yang panjang dan penuh energi di atas panggung, membaca membantu saya rileks dan menemukan ketenangan," ujarnya. Lewat sosok Belle, Shubshri Kandiah pun tak hanya menghidupkan kembali dongeng klasik, tetapi juga menegaskan kembali pesan universal tentang kebaikan, keberanian, dan cinta yang melampaui rupa. (LK)
Pilihan Editor: Menikmati Keajaiban di Liburan Akhir Tahun Lewat Pertunjukan Disney's Beauty and the Beast The Musical di Singapura
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

















































