Pesta Seks Gay di Surabaya Booking 2 Kamar Terkoneksi

4 hours ago 2

Surabaya, CNN Indonesia --

Manajemen hotel tempat berlangsungnya pesta seks sesama jenis atau gay puluhan pria di Surabaya, menegaskan tak mengetahui adanya kegiatan tersebut sebelum polisi melakukan penggerebekan.

Seorang perwakilan manajemen hotel di kawasan Ngagel, Surabaya, yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, saat penggerebekan pihak kepolisian sudah berkomunikasi dengan manajemen.

"Kalau kronologis lebih detailnya mungkin bisa langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian yang melakukan kegiatan tersebut. Tapi kronologi itu sudah dilakukan sesuai dengan SOP. Jadi di pihak kepolisian pun datang dengan surat penangkapan atau surat perintah seperti itu," kata perwakilan manajemen hotel saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (21/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat kejadian penggerebekan, manajemen menegaskan tidak mengetahui adanya aktivitas pesta seks di kamar hotel yang digunakan. Menurutnya, setiap kamar adalah area privat yang menjadi hak penuh tamu.

"Dari pihak hotel yang pasti tidak tahu ya, kenapa tidak tahu, kejadian tersebut itu kan di dalam kamar gitu kan, di dalam kamar which is kamar adalah privasi semua tamu tanpa terkecuali ya, kita tidak memandang gender, kita tidak memandang umur, kita tidak memandang sosial," jelasnya.

Karena itu pihak hotel pun tak tahu menahu mengapa informasi itu bisa diketahui masyarakat sekitar bahkan hingga warga melaporkannya ke pihak kepolisian. Sebab manajemen pun tak menerima laporan apapun sebelumnya.

"Di saat kejadian tersebut kami pun tidak mendengar adanya laporan dari warga setempat atau masyarakat sekitar, itu tidak ada sih waktu itu," katanya.

Peristiwa penggerebekan, kata dia, terjadi di lantai 16 hotel tersebut. Pihak hotel baru mengetahui hal itu setelah polisi tiba di lokasi.

Pesta seks itu diduga dilakukan di dua kamar yang terhubung dengan connecting door di lantai tersebut. Meski begitu, manajemen menolak menyebutkan nomor kamar yang digunakan dengan alasan menjaga kenyamanan tamu lain.

"Ternyata si booking ini sewa dua kamar kayak yang berdekatan dan istilahnya connecting kayak gitu, jadi bisa bisa terhubung dari dalam," ucapnya.

Lebih lanjut, menurut pihak hotel, di malam kejadian tersebut tingkat okupansi kamar hotel memang sedang tinggi karena akhir pekan.

"Malam itu hunian kamar kami pun juga lagi ramai, apalagi ada acara-acara juga, terus di weekend, kalau weekend hotel memang lagi ramai," tuturnya.

Ia mengakui kasus ini berdampak pada citra hotel di mata publik. Klien, menurutnya pasti akan berpikir dua kali bila ingin menginap di hotelnya.

"Dampaknya cukup mengecewakan juga sih, karena ya itu ada tanggapan yang kurang sedap untuk hotel kami. Apakah nanti kalau menginap di hotel tetap aman, kayak gitu kan," ujarnya.

Namun pihak hotel memastikan tetap berkomitmen menjaga privasi, rasa aman dan nyaman bagi para tamu.

"Kita berikan tetap kepercayaan kepada tamu untuk keamanan dan kenyamanan mereka," katanya.

Sebelumnya, puluhan pria tanpa busana digerebek aparat kepolisian di sebuah hotel kawasan Surabaya. Mereka diduga terlibat dalam aktivitas pesta seks sesama jenis di yang dilakukan secara tertutup di salah satu kamar hotel tersebut.

Penggerebekan dilakukan pada Minggu (19/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah petugas menerima laporan dari warga yang mencurigai adanya aktivitas tidak wajar di lantai tertentu hotel tersebut.

Polisi kemudian membawa seluruh pria tersebut ke Mapolrestabes Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Barang bukti berupa alat kontrasepsi, ponsel, dan beberapa perangkat elektronik juga turut diamankan dari lokasi kejadian.

Satreskrim Polrestabes Surabaya kini telah menetapkan 34 orang sebagai tersangka kasus pesta seks sejenis atau gay. Penetapan tersangka itu diungkap Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Edy Herwiyanto, Selasa (21/10) sore.

"Dari semua itu, 34 orang yang terlibat party gay itu saat ini sudah ditetapkan tersangka dan dalam proses penyidikan," kata Edy.

Edy menuturkan, 34 orang itu memiliki peran yang berbeda-beda. Ada yang bertindak sebagai pendana, admin, pembantu, hingga peserta. Namun polisi belum mengungkap pasal apa yang menjerat puluhan orang itu.

"Sebanyak 34 orang yang diamankan itu di mana setelah dilakukan pemeriksaan saat ini dalam proses penyidikan, dapat dibagi menjadi beberapa klaster pendana, klaster admin utama dan pembantu serta peserta," ucap dia.

(frd/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Entertainment | Lingkungan | Teknologi | Otomotif | Lingkungan | Kuliner |